Penataan transportasi umum (Angkot kota Bogor) memang menjadi skala prioritas yang dikerjakan Wali Kota Bogor, Bima Arya. Ya, rerouting merupakan salah satu program yang sempat ramai dibicarakan. Namun sayang kini program tersebut tak kunjung terealisasi. Bahkan, Kota Bogor kembali hijau dengan deretan angkot yang kerap mangkal di sembarang tempat. KASI Pengawasan dan Keselamatan Dalam Kota pada Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Aria Dinata, mengungkapkan, tidak bisa dijalankannya program rerouting dikarenakan program reduksi angkot belum selesai. ”Jadi sebelum dijalankannya program rerouting, kita selesaikan dulu program reduksi angkot ini,” kata Aria. Aria menerangkan, kalau jumlah angkot Kota Bogor sudah berkurang, maka akan lebih mudah memindahkan angkot di trayek yang sekarang eksis. Jumlah angkot yang saat ini sudah dihancurkan sebanyak 80 angkot dari target 633 angkot. Adapun angkot yang dihancurkan merupakan angkot dari trayek utama, yaitu trayek 02, 03, 09 dan 21. di dari trayek 02 dan 03 sudah ada 78 angkot yang dihancurkan dan trayek 21 baru dua angkot,” jelasnya. Selain menanti program reduksi selesai, tak bisa berjalannya program rerouting juga dikarenakan adanya pergeseran anggaran. Terpisah, Kasi Angkutan Dalam Trayek, Mochamad Yaffies, menuturkan, dari tujuh program yang ada, semua terpaksa diberhentikan karena pergeseran anggaran. Tujuh program prioritas yang tak bisa dijalankan pada Bidang Angkutan, di antaranya program rerouting, pembinaan badan hukum, pemilihan abiyassa teladan, pengembangan sistem informasi manajemen angkutan umum, evaluasi kinerja, kajian estimasi harga angkutan perkotaan dan evaluasi kinerja badan hukum angkutan umum. ”Semuanya nggak ada yang jalan, sisa program reduksi saja karena itu tidak pakai anggaran,” ujar Yaffies. Sekadar diketahui, saat ini jumlah angkutan di Kota Bogor sebanyak 3.332 angkot. Sedangkan untuk trayek 02 ada 563 angkutan, Trayek 03 ada 382 angkutan, Trayek 09 ada 141 angkutan dan Trayek 21 ada 170 angkutan. ”Target kami tahun depan itu sudah berkurang semua, setengahnya lah,” katanya. Dishub Kota Bogor berdalih tidak bisa menjalankan program yang sudah direncanakan untuk 2020 dikarenakan anggarannya direfocusing untuk penanganan Covid-19. Kepala Dishub Kota Bogor, Eko Prabowo, mengakui, dari beberapa program prioritas yang sudah diwacanakan, hanya program reduksi angkot yang bisa dijalankan. ”Semua anggaran kemarin digeser semua untuk penanganan Covid-19. Jadi,per 31 Maret program nggak ada yang dijalankan,” ujar Eko kepada Metropolitan. Meski tak bisa merinci, pria yang akrab disapa Danjen ini mengakui kalau program seperti penyusunan feasibility study (fs), pembangunan pangkalan angkutan perkotaan dan program rerouting menjadi beberapa program yang tidak bisa dijalankan. Sehingga sejauh ini program Dishub yang berjalan saat ini tinggal reduksi angkot. ”Jadi yang berjalan itu hanya program reduksi dan itu pun nggak pake anggaran,” ujar Eko. Program penataan transportasi umum yang kerap digaungkan Pemkot Bogor rupanya menjadi perhatian wakil rakyatnya. Anggota Pansus anggaran penanganan Covid-19 DPRD Kota Bogor, Edy Darmawansyah mengatakan, jika anggaran Dishub Kota Bogor digeser semua untuk penanganan Covid-19. Sebab berdasarkan info yang disampaikan oleh TAPD Kota Bogor, setiap dinas hanya 40 persen anggaran yang direfocusing untuk penanganan Covid-19. ”Jadi kalau ada statement program tidak bisa jalan karena direfocusing itu tidak benar. Karena hanya 40 persen saja anggaran yang digeser,” kata Edy. Anggaran belanja langsung pada Dishub Kota Bogor tahun anggaran 2020 sendiri sebesar Rp35 miliar. Jika sebesar 40 persen anggarannya, maka kurang lebih hanya Rp13 miliar saja yang digeser anggarannya. Berdasarkan informasi yang diterima Tim Pansus Anggaran Covid-19 DPRD Kota Bogor, jumlah refocusing anggaran yang dilakukan oleh Pemkot Bogor kurang lebih sebesar Rp220 miliar. ”Tapi dari Rp220 miliar itu, kita belum tahu rinciannya dan kami masih menunggu per dinas itu berapa saja yang digeser dan penggunaannya untuk apa saja,” terang Edy. Pria yang merupakan anggota komisi III DPRD Kota Bogor ini juga tidak bisa menerima jika program Rerouting yang menjadi program prioritas dari Dishub Kota Bogor untuk mengatasi masalah transportasi tidak dijalankan. ”Ini kan program sudah lama, harusnya jadi prioritas untuk dijalankan dan kalau bisa tidak ikut digeser anggarannya,” pungkasnya.(dil/c/mam/py)