Senin, 22 Desember 2025

IDI: Pelonggaran Aturan Jadi Banyak Penularan Covid-19

- Kamis, 27 Agustus 2020 | 10:24 WIB

METROPOLITAN – Angka penyebaran Covid-19 di Kota Bogor terus mengalami peningkatan. Namun menariknya, penyebaran virus corona ini malah menyasar masyarakat di usia produktif yakni 19 sampai 44 tahun. Berdasarkan data Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Bogor, sebanyak 129 orang di usia produktif kali ini menjadi korban terbanyak di Kota Bogor atau sebesar 41,9 persen. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bogor, Zainal Arifin, menilai, terpaparnya masyarakat di usia produktif dikarenakan tingkat mobilitas masyarakat yang sangat tinggi di tengah pelonggaran peraturan pemerintah. ”Masyarakat di usia produktif ini kan tingkat mobilitasnya tinggi ya, ka­rena mereka mulai bekerja lagi. Ada yang di Jakarta dan lain-lain. Nah, mereka terpa­par lah,” terang Zainal kepada Metropolitan, Rabu (26/8). Menurutnya, ini merupakan fenomena yang seharusnya sudah diprediksi pemerintah. Sebab, dengan tingginya ting­kat mobilitas, maka penye­barannya akan lebih mudah terjadi. Namun yang menak­utkan dari fenomena ini ada­lah keberadaan OTG yang menjadi carrier virus corona. Bermunculannya klaster keluarga di Kota Bogor, sam­bung Zainal, dikarenakan para OTG yang beraktivitas menularkan virusnya kepada orang-orang di rumahnya. ”Kan mereka yang bekerja dan OTG tidak merasa ter­papar, tapi tiba-tiba keluar­ganya sakit dan barulah ke­tahuan. Ini seharusnya sudah diantisipasi pemerintah,” ungkapnya. Ketika ditanya apakah ada perubahan genetika pada virus ini, Zainal menilai ada kemungkinan itu terjadi. Ter­lebih, saat ini virus yang me­nyebar di Kota Bogor mulai merambah kepada OTG dan tidak menunjukkan tingkat kematian yang tinggi. ”Mun­gkin itu bisa juga terjadi. Tapi yang pasti virus itu sudah menyebar ke mana-mana, masyarakatnya malah dibe­baskan. Ya terpapar lah kita semua,” ungkapnya. Sebelumnya, Sekretaris Di­nas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Erna, menjelaskan, yang dimaksud dengan zona oranye merupakan risiko penyebaran Covid-19 di Kota Bogor pada level tinggi dan potensi virus belum bisa ter­kendali. ”Pada level ini, trans­misi lokal hingga imported case kemungkinan dapat terjadi dengan cepat,” kata Erna, Selasa (25/8). Dalam evaluasi yang diung­kapkan GTPP Covid-19 Pro­vinsi Jawa Barat, Erna men­gungkapkan kalau pemerin­tah di daerah harus meman­tau kluster-kluster baru dan mengontrol pergerakan melalui testing dan tracking yang agresif. ”Seluruh masy­arakat terutama kelompok rentan di daerah dengan sta­tus zona oranye disarankan tetap berada di rumah, be­kerja dari rumah kecuali un­tuk fungsi-fungsi tertentu,” ungkap Erna. Selain itu, penumpang trans­portasi umum dibatasi dan wajib menerapkan protokol kesehatan. Tempat-tempat dan fasilitas umum termasuk sekolah ditutup. Kegiatan bisnis hanya dibuka secara terbatas selain keperluan esensial seperti farmasi, su­permarket bahan pokok, kli­nik kesehatan, stasiun bahan bakar dengan tetap menerap­kan physical distancing.(dil/b/mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X