Hulu Sungai Cikaniki di Kampung Ciguha, Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung yang sejak 25 tahun keruh dan berbau, kini berubah 360 derajat di tangan mantan Bos Penambang Emas Ilegal (Peti) atau biasa disebut gurandil. PROGRAM Penyelamatan Sungai Cikaniki yang sudah berlangsung sejak tiga bulan terakhir atau sekitar Juni 2020 bertitik pada radius 500 digagas Willy Suhendi, mantan tokoh Peti. Hingga saat ini, normalisasi Sungai Cikaniki terus berlanjut. Bahkan, upaya penyelamatan lingkungan yang nanti akan dijadikan area edukasi wisata lokal tersebut dipastikan mendongkrak perekonomian warga untuk masa depan. Pria yang dikenal dengan sapaan Bang Willy itu mengatakan, penyelamatan Sungai Ciguha yang mengalir ke Sungai Cikaniki selama ini menjadi biang keladi tercemarnya sungai besar yang bermuara di kawasan Tangerang tersebut. ”Alhamdulillah, meski saya harus menghadapi tantangan yang sangat besar, baik dari dalam dan luar untuk melakukan penyelamatan lingkungan, semua warga Kampung Ciguha sangat mendukung dan membantu langkah saya ini,” terang Bang Willy saat ditemui wartawan koran ini di sela kegiatannya dalam menormalisasi Sungai Ciguha. Saat ini pihaknya bersama warga Ciguha baru menyelesaikan pembuatan kolam ikan air deras dengan panjang 45 meter dan lebar 10 meter, di mana nantinya kolam ikan air deras atau dikenal running tersebut akan dijadikan contoh usaha budidaya perikanan darat warga yang memakai aliran Sungai Ciguha yang saat ini sudah terbebas dari Sianida serta bebas dari bahan kimia berbahaya merkuri. ”Pembangunan kolam ikan atau running di aliran Sungai Ciguha serta dibangunnya beberapa bangunan gazebo yang terbuat dari kayu, bahan ijuk, bambu dan sebagainya, termasuk penataan jalan setapak yang menggunakan paving blok dari limbah Tailing produksi PT Antam Pongkor, akan dijadikan area edukasi,” ucapnya. Semua dilakukan agar hasil penyelamatan lingkungan yang dilakukan bersama warga bisa bermanfaat untuk hajat hidup orang banyak. Ia yakin optimalisasi dari hasil pembangunan lokasi Edukasi yang bertitik di sepanjang aliran Sungai Ciguha tersebut akan memakan waktu satu tahun. ”Selain itu, kawasan Ciguha juga akan dikembangkan menjadi dunia pertanian dan perkebunan, di mana nantinya melibatkan seluruh warga dengan didukung penuh Pemerintah Desa BantarKaret dan PT Antam UBPE Pongkor,” bebernya. Sedangkan untuk kegiatan edukasi saat ini, sambung Bang Wily, yang dikerjakan mendapatkan bantuan anggaran sebesar Rp75 juta dari PT Antam. Semua itu dialokasikan untuk pembangunan kolam ikan, bangunan gazebo dan pembangunan jalur setapak menggunakan paving blok. Menanggapi hal tersebut, asisten Manager Komdev Agus Setyono ditemani kepala Klinik Kesehatan PT Antam Pongkor menyosialisasikan cara penggunaan masker kepada warga Ciguha sebagai upaya mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah tidak terpapar virus Covid-19. ”Apa yang dilakukan Bang Wily ini sangat menginspirasi kami dan warga sekitar. Sebab, penyelamatan lingkungan itu merupakan salah satu tujuan kami,” katanya. (yok/py)