METROPOLITAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dan Satgas Gugus Tugas Covid-19 Kota Bogor terus mematangkan wacana penggunaan hotel untuk dijadikan tempat isolasi pasien positif dengan status OTG. Teranyar, Satgas Covid-19 beserta Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah Dwikorawati, telah melakukan survei ke hotel yang akan dijadikan tempat isolasi. Dalam survei yang dilakukan PHRI, Satgas Covid-19 dan Pemkot Bogor itu, Yuno menjelaskan pihaknya sudah membuat rekayasa untuk proses masuknya pasien Covid-19 ke kamar hotel. ”Jadi, untuk jalur pasien, kami sudah siapkan rekayasa melalui basement. Dari basemen masuk ke lift dan naik,” terang Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay. Selain itu, Yuno memaparkan bahwa 300 kamar sudah disiapkan. Kamar yang ada dibagi tiga kategori, yakni single bed, double bed dan family room yang berisi empat kasur. Nanti kita juga menyiapkan satu lantai untuk sekretariat. Sebelum naik dan masuk ke kamar, para pasien akan ke lantai sekretariat dulu untuk dicek administrasinya,” ungkapnya. Terkait berapa lama hotel akan digunakan sebagai lokasi isolasi pasien Covid-19, berdasarkan informasi yang Yuno dapat, hotel akan digunakan sebagai tenpat isolasi Covid-19 selama tiga bulan. ”Tapi terkait angka yang akan dibayarkan berapa belum ada kepastian. Sebab, kita nunggu dari BPKP juga,” jelasnya. Sementara itu, Wakil Ketua Satgas Covid-19, Dedie Rachim, menuturkan, keberadaan hotel untuk tempat isolasi pasien Covid-19 berstatus OTG ini menjadi penting. Sebab, Pemkot Bogor harus menyiapkan skenario terburuk yang akan terjadi ke depannya. Selain akan mengandalkan hotel, saat ini pemkot sudah menggunakan PPSDM BNN Lido untuk tempat isolasi pasien Covid-19. ”Di Lido sekarang okupansinya sudah 30 persen,” jelas Dedie. Ketika dikonfirmasi apakah hotel yang akan digunakan dan yang sudah disurvei adalah Bogor Icon, Dedie enggan menjawab. ”Masih proses, belum diputuskan,” pungkasnya.(dil/b/mam/py)