METROPOLITAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mulai memaksimalkan alat Polymerase Chain Reaction (PCR) di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Cibinong, Kabupaten Bogor, untuk pengujian spesimen swab test. Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Bogor, Irwan Purnawan, mengatakan, saat ini dua alat PCR dengan kapasitas 348 uji dalam satu hari mulai beroperasi di Labkesda Kabupaten Bogor. ”Mulai dioperasikan, meski masih uji layak,” katanya. Dengan dioperasikannya dua alat PCR tersebut, diharapkan bisa membantu pemeriksaan spesimen warga Kabupaten Bogor yang selama ini menjadi kendala tracing kasus penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bogor. ”Meski masih berstatus uji layak, sudah bisa beroperasi dengan layak. Semoga dua alat ini bisa membantu memeriksa spesimen Covid-19 di Kabupaten Bogor. Apalagi saat ini Labkesda kita sudah berstatus Biosafety (Bsl) 2,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor, Dedi Syarif, menjelaskan, saat ini Pemkab Bogor terus memaksimalkan alat PCR di Kabupaten Bogor. Alat PCR yang rencananya dibeli Dinas Kesehatan pada 2021 itu memang tak bisa langsung difungsikan. ”Sebelum berfungsi maksimal, alat PCR tersebut memerlukan proses uji fungsi terlebih dulu. Sebenarnya alat-alat sudah lengkap, reagen, Virus Transport Media (VTM) hingga SDM sudah disiapkan,” katanya. Setelah uji fungsi, alat PCR juga harus melalui uji optimalisasi dan terakhir baru alat PCR siap digunakan. ”Jadi, ada beberapa tahapan yang mesti dilalui sebelum akhirnya bisa digunakan. Tapi tetap masih bisa digunakan,” ujarnya. Tak hanya itu, operator alat PCR yang sedianya menjadi kendala saat ini sudah diselesaikan Dinas Kesehatan (Dinkes). ”Kita juga sudah melakukan rekrutmen delapan petugas untuk mengoperasikan alat PCR. Jadi, baik alat PCR dan SDM sudah siap dan berjalan,” ungkapnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Mike Kaltarina Suwardi, menuturkan, sebelum Labkesda Kabupaten Bogor mulai beroperasi, Kabupaten Bogor baru memiliki tiga lokasi tempat pengujian PCR, yakni di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Laboratorium IPB dan Balai Teknis Kesehatan Lingkungan (BTKL). Tingginya penambahan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bogor dalam kurun waktu Agustus dan September, membuat tiga lokasi pengujian spesimen Covid-19 andalan Kabupaten Bogor kewalahan. Sebab, kapasitas daya uji dari ketiga PCR tersebut berbanding jauh dengan jumlah penambahan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bogor yang menyentuh rata-rata di 20 hingga 60 kasus per hari. Hal itu pula yang menjadi kendala lambatnya uji spesimen Covid. ”Kapasitas PCR RSUD Cibinong hanya 40 sempel per hari, Laboratorium IPB 60 hari dan BTKL sekitar 200 spesimen per hari. Sedangkan jumlah penambahan kasus positif kita cukup tinggi. Ini yang membuat PCR kita mengalami overload,” katanya.Disinggung soal PCR di sejumlah RSUD Kabupaten Bogor, Mike menilai, jika PCR di tiga RSUD lainnya memiliki kapasitas daya periksa yang sangat minim. Hal itu pula yang menjadi pertimbangan ketiga PCR di RSUD tidak digunakan untuk umum seperti layaknya PCR di RSUD Cibinong. ”PCR di RSUD Leuwiliang, Ciawi dan RSUD Cileungsi itu kan kapasitasnya kecil, hanya 8 sampai 12 spesimen. PCR itu digunakan khusus untuk pasien yang mereka rawat. Sebab, untuk memastikan pasien yang dirawat di sana negatif sebelum mereka pulang,” ujarnya. Dengan dioperasikannya dua alat PCR di Labkesda Kabupaten Bogor, diharapkan bisa membantu pemeriksaan spesimen warga Kabupaten Bogor yang selama ini menjadi kendala tracing kasus penyebaran Covid-19 di Kabupaten Bogor. ”Semoga ini bisa mempermudah kita dalam melakukan tracing kasus positif di Kabupaten Bogor. Apalagi, salah satu kendala kita kemarin ada pada pemeriksaan spesimen,” pungkasnya. (ogi/b/mam/py)