METROPOLITAN – Memasuki penghujung 2020, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Prayoga Pertambangan dan Energi (PPE) mesti bekerja ekstra demi memenuhi target penjualan tahun ini. Hal itu dilakukan demi mendapatkan alat bantuan produksi dari PT Pindad secara cuma-cuma. Direktur PT PPE Kabupaten Bogor, Agus Setiawan, mengatakan, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan PT Pindad kaitan pengadaan alat produksi. Meski begitu, ada besaran dan target khusus yang mesti dicapai PT PPE jika ingin mendapatkan bantuan alat produksi dari PT Pindad. ”Jadi komitmen dari PT Pindad kalau kita berhasil mendapatkan Surat Perintah Kerja (SPK) sebesar 20 ribu ton selama satu bulan, maka alatnya akan di-backup PT Pindad,” katanya. Hal tersebut terbilang cukup berat lantaran pandemi Covid-19 menyebabkan realokasi dan refocusing sejumlah keuangan untuk penanganan pandemi Covid-19 di Kabupaten Bogor. Hal itu juga membuat target penjualan PT PPE mengalami perubahan. Untuk target penjualan Aspal Mixing Plant (AMP), pihaknya menargetkan pada 2020 sebanyak 20 ribu ton dari semula 35 ribu ton. ”Ada perubahan target yang kita canangkan tahun ini. Hal itu karena kita melakukan penyesuaian karena efek dari pandemi Covid-19 yang saat ini masih melanda,” paparnya. Sedangkan untuk sektor beton, karena waktunya relatif sempit, PT PPE menargetkan penjualannya sebanyak 10 ribu kibik. “Untuk target penjualan unit gunung kita minimal 15 ribu BCN atau setara 20 ribu ton selama satu bulan,” sambungnya. Dengan memenuhi target SPK dari PT Pindad, perusahaan pelat merah Kabupaten Bogor ini sangat diuntungkan karena dapat melakukan investasi lagi-lagi tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Meski demikian, pihaknya mengaku optimistis bisa memenuhi target penjualan dan target yang ditetapkan PT Pindad. ”Kita optimis penjualan dan SPK dari PT Pindad bisa kita capai,” tegasnya. Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin, meminta PT PPE harus mampu menjaga kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Ketika dua hal itu bisa dilakukan, bukan tak mungkin produk yang dihasilkan PT PPE akan menarik minat pihak luar bukan hanya internal pemerintahan Kabupaten Bogor. ”Tentu kualitas harus baik, jangan sampai tidak baik. Produk juga harus mampu bersaing dengan yang lain,” ujarnya. Burhanuddin juga akan mengimbau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk membantu PT PPE. ”Daripada beli keluar ke perusahaan yang tidak jelas, mending beli di PT PPE, kita juga sambil bantu untuk membesarkan perusahaan yang memang milik pemerintah juga,” ungkapnya. Di samping itu, ia mengakui, banyak sekali evaluasi yang sudah dilakukan di tubuh PT PPE setelah perusahaan milik daerah Kabupaten Bogor itu hampir pailit. Contohnya, saat ini para karyawan mulai mendapatkan haknya sebagai pegawai. ”Ini adalah fase bangkit. Jadi, kita harus saling membantu. Di bawah kepemimpinan Pak Agus Setiawan, saya punya rasa optimisme tinggi. Mereka bisa bangkit kembali dan bisa membantu Pemkab Bogor dalam beberapa program,” tutupnya. (ogi/b/mam/py)