Senin, 22 Desember 2025

Tiap Tahun Pemkot Wacanakan Revitalisasi Jembatan Situ Duit

- Senin, 14 Desember 2020 | 11:13 WIB

METROPOLITAN – Kebe­radaan jembatan Situ Duit atau yang lebih dikenal jem­batan Jambu Dua rencananya direvitalisasi tahun depan. Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, mengungkapkan, rencana revitalisasi jembatan ini merupakan bagian dari penataan kawasan Jambu Dua. Tak hanya itu, menurut De­die, jembatan Situ Duit me­mang harus direvitalisasi lantaran konstruksi bangunan jembatannya sudah tua dan perlu adanya penyesuaian dengan kondisi sungai dan jalan Kota Bogor saat ini. ”Jembatan Situ Duit ini me­mang harus mulai dipikirkan, pembangunan jembatan baru, karena sudah tidak memadai. Konstruksinya itu kan sudah tua, sudah lama dan jarak antara saluran air dengan batas sisi bawah jembatan terlalu dekat,” kata Dedie, Minggu (13/12). Meski begitu, rencana revi­talisasi jembatan Situ Duit baru bisa dilaksanakan pada 2022. Sehingga saat ini pem­kot masih fokus pada peren­canaan Detail Engineering Design (DED), di mana ren­cananya lebar jembatan Situ Duit akan dimaksimalkan hingga 35 meter. ”Sekarang lebarnya hanya sekitar 18 sampai 20 meter. Nanti bisa kita optimalkan 33 sampai 35 meter,” ujarnya. Terpisah, Kabid Tata Ruang, Tata Bangunan dan Penga­wasan Pengendalian Bangu­nan dan Perencanaan pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Sultodi Mahbub, menjelaskan, pelebaran je­mbatan Situ Duit memang termasuk proyek strategis yang harus dilaksanakan dalam waktu dekat. Sebab, dari pan­tauan Tim PUPR Kota Bogor telah terjadi penyempitan pada saluran air di sungai yang berada di bawah jembatan, sehingga harus melakukan pelebaran jembatan seluas 35 meter. ”Kalau dilihat kondisinya kan di sekitar jembatan Situ Duit ada penyempitan ya. Sementara penampang basah sungai itu harusnya sekitar 30 sampai 40 meter. Tapi po­sisi di jembatan itu baru se­kitar 19 meter. Nah ini yang harus diperbaiki,” jelasnya. Hanya saja, sambung dia, rencana revitalisasi jembatan yang merupakan peninggalan zaman Belanda ini akan men­galami beberapa kesulitan yang disebabkan adanya uti­litas milik PLN, PDAM dan PGN. Sebab konstruksi jembatan bakal dirombak total, di ma­na konstruksi batang bawah yang saat ini masih eksisting akan diganti dengan kon­struksi baru. ”Kalau konstruk­si yang lama itu, jenisnya kan batang bawah. Nah itu sudah tidak relevan dengan kondisi sekarang. Sehingga harus di­bongkar semua. Tapi, kita juga harus melihat kondisi sekitar jembatan, disitu kan ada utilitas milik PLN, PGN dan PDAM, jadi akan agak sulit kalau mau membongkar semua, kita lihat dulu nanti DED nya seperti apa,” jelas Todi. Memang PUPR sendiri per­nah membuat DED untuk jembatan Situ Duit pada 2014 yang menunjukkan perlunya anggaran sebesar Rp30 mi­liar untuk melakukan revita­lisasi. Namun Todi mengung­kapkan perlu adanya per­hitungan ulang, mengingat sudah banyak perubahan. Mulai dari harga bahan bangu­nan sampai kondisi di la­pangan. ”Pernah direncanakan pada 2014 sekitar angka Rp30 mi­liar. Tapi kan sekarang harga sudah berubah lagi ya. Kita perlu penyesuaian ulang juga karena di bawah jembatan itu sudah jadi palung ya. Jadi, ada beberapa rencana konstruk­si baru,” pungkasnya.(dil/b/mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X