Pandemi Covid-19 tahun ini, membuat pemerintah daerah melakukan perombakan dan pergeseran besar-besaran pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), termasuk Kota Bogor. Meski begitu, catatan Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) tahun ini tidak berbeda jauh dengan tahun sebelumnya. Sejak 2017, catatan silpa Kota Bogor selalu diatas Rp250 miliar. HAL itu pun mendapat sorotan lantaran jika mengacu pada alokasi APBD, rata-rata jumlahnya sekitar 10 persen dari total APBD. Dari data per awal Desember, silpa pada 2020 berkisar di angka Rp293,2 miliar dari total APBD 2020 yang berjumlah Rp2,5 triliun setelah refocusing Covid-19. Jika dirunut ke belakang, catatan silpa Kota Bogor selalu di atas Rp250 miliar. Pada 2017, catatan silpa mencapai Rp330 miliar. Lalu, pada 2018 menyentuh angka Rp256 miliar. Pada 2019, catatan silpa mencapai Rp277 miliar. ”(Itu) Angka yang besar, mencapai rata-rata 10 persen dari APBD, tidak baik dalam konteks perencanaan maupun realisasi pembangunan. Ini bisa jadi karena perencanaan kita kurang tepat,” kata Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto. Kedua, sambung dia, kinerja dalam penyerapan tidak maksimal. Ia mencontohkan, ada anggaran pembangunan lanjutan Masjid Agung yang sudah dianggarkan setiap tahun, tapi selalu gagal. ”Jadi, ini PR kita dan rekomendasi kita ada dua. Kita akan fokus dalam pembahasan APBD ke depan memang program dan kegiatan yang betul-betul prioritas, bukan sekadar memberikan anggaran sesuai porsi masing-masing SKPD, tapi lantas tidak terserap. Sebab, kalau memberikan anggaran sesuai kebutuhan masyarakat, saya kira akan terpacu untuk merealisasikan,” jelas Atang. Selain itu, sambung dia, dengan mengawasi proses eksekusinya, sehingga ini bisa dimaksimalkan dari sisi pengadaan barang dan jasa. Ia berharap anggaran tahun ini silpa-nya tidak terlalu besar. Sebab jika silpa terus setiap tahun, ini dianggap tidak sehat untuk keuangan daerah dan sangat disayangkan modal pembangunan tidak terserap dengan baik sehingga target terkendala. ”Silpa tahun ini? Tahun kemarin kan sekitar Rp295 miliar, seharusnya kalau di sisi hitungan kita maksimal tahun ini Rp150 miliar dan itu pun terlalu besar. Kita berharap pemkot memaksimalkan APBD hari ini yang totalnya sesuai persetujuan Rp2,5 triliun, kemungkinan nanti akan berubah saat evaluasi gubernur dan bisa terserap sekitar Rp2,45 triliun. Dengan demikian anggaran ini kami harap bisa merangsang ekonomi di tengah pandemi,”beber politisi PKS itu. Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Bogor Bima Arya berharap silpa tahun ini bisa terkoreksi dan lebih rendah dari yang sudah ada. Ia pun meminta SKPD lebih bekerja keras dalam memaksimalkan serapan anggaran yang ada. ”Silpa belum saya koreksi lagi, mudah-mudahan lebih turun sekarang,” tuntas Bima. (dil/a/ryn/mam/py)