Sebuah papan usang bertuliskan ’Hati-hati Jalan Retak Longsor’ berdiri di bahu jalan Kayumanis-Kencana, Kampung Setuasem, Kelurahan Mekarwangi, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor. Jalan tembus menuju Stasiun Cilebut itu jadi langganan rusak. PAPAN yang sudah berdiri selama satu tahun ini jadi satu-satunya penyelamat bagi pengguna jalan yang melintas di jalan selebar enam meter. Sisi jalan yang longsor, membuat pengendara harus bergantian jika ingin melintas di jalan ini. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) pun menganggarkan Rp2 miliar untuk perbaikan jalan Kayumanis dan struktur jembatan yang mengalami kerusakan akibat longsor. ”Kami sudah anggarkan sekitar Rp2 miliar untuk perbaikan jalan dan jembatan. Mudah-mudahan bisa ditender Februari dan paling lambat Mei sudah bisa dikerjakan,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Pembangunan dan Kebinamargaan pada Dinas PUPR Kota Bogor, Dadan Hamdani, kepada Metropolitan, Rabu (27/1). Dadan mengungkapkan, kerusakan jalan di Jalan Kayumanis ini tergolong parah, sehingga perlu dilakukan pengecoran jalan. Sedangkan untuk penyebab kerusakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Tim Dinas PUPR Kota Bogor, diakibatkan sistem drainase yang tidak beroperasi. Sementara untuk jalan yang akan diperbaiki, menurut perhitungan Tim Dinas PUPR Kota Bogor sekitar delapan meter. ”Jadi banyak yang terkena air. Jalanan ini kan terbuat dari aspal, kena air jadinya mudah rusak ya. Lalin juga suka ramai, sehingga di titik-titik tertentu harus dicor sepertinya,” terangnya. Tidak cuma Jalan Kayumanis-Kencana, berdasarkan data PUPR, ada 719 kilometer jalan yang masuk prioritas pemeliharaan jalan. ”Tidak hanya jalanan sepanjang 719 kilometer, anggaran sebesar Rp18 miliar ini juga meliputi pemeliharaan trotoar dan drainase,” terang Kabid Pemeliharaan Kebinamargaan pada Dinas PUPR, Tri Eko Mardojo. Meski begitu, Eko menjelaskan, pemeliharaan jalan sendiri kemungkinan baru bisa dilaksanakan pada Maret 2021. Sebab, sebelum diperbaiki pihaknya perlu melakukan survei lapangan terlebih dulu. ”Kita melakukan survei dulu dan itu memakan waktu satu sampai tiga bulan,” ujarnya. Khusus Bidang Pemeliharaan Jalan, Eko menerangkan bahwa pemeliharaan jalan yang dimaksud adalah penambalan jalan berlubang. Sementara pemeliharaan jalan yang perlu dikonstruksi ulang ada di bidang pembangunan. Jika masyarakat menemukan ruas jalan rusak, sambung Eko, bisa dilaporkan melalui aplikasi Si Badra. ”Jadi, kita siap menerima laporan dari Si Badra. Kalau ada masyarakat yang mau mengadukan jalanan rusak bisa ke Si Badra,” terangnya. Berdasarkan data dari Dinas PUPR tahun lalu, dari total 719,385 meter ruas jalan di Kota Bogor, kondisi jalan yang tergolong masih baik sepanjang 587,701 kilometer. Lalu, kondisi jalan rusak ringan 131,584 kilometer dan jalan tergolong rusak berat 0,1 kilometer. (dil/c/feb/py)