Senin, 22 Desember 2025

Kaum Adam Dominasi Bumi Tegar Beriman

- Senin, 8 Maret 2021 | 11:01 WIB

METROPOLITAN - Jumlah penduduk Kabupaten Bogor setiap tahunnya terus ber­tambah yakni 6,088 juta jiwa pada 2020. Namun di balik jumlah penduduk yang ba­nyak, kaum adam rupanya lebih mendominasi. Berda­sarkan data Badan Pusat Sta­tistik (BPS), dari 5,4 juta jiwa saja jumlah laki-laki menca­pai sekitar 51,4 persen. ”Dari hasil pendataan jum­lah penduduk laki-laki di Kabupaten Bogor sekitar 51,4 persen atau sebanyak 2,79 juta orang,” ujar Kepala Sek­si Statistik Sosial BPS Kabu­paten Bogor, Ujang Jaelani. Sementara dari hasil pen­dataan BPS, penduduk pe­rempuan di Kabupaten Bogor sekitar 48,6 persen. ”Kalau dijumlahkan penduduk pe­rempuan sekitar 2,63 juta orang,” sambung Ujang. Sekadar diketahui, penda­taan penduduk dilakukan BPS Kabupaten Bogor pada Sep­tember 2020. Proses penda­taan saat itu menemui bebe­rapa kendala. Namun target penyelesaian pendataan penduduk selama 15 hari kerja atau sampai 15 Septem­ber 2020 pun melenceng. Ujang menjelaskan, lambat­nya pendataan saat itu dika­renakan banyak penduduk yang belum melaporkan data kependudukannya ke­pada RT dan RW di tempat mereka tinggal. ”Kemungkinannya ada di wilayah konsentrasi industri dan usaha, karena banyak penduduk pengontrak yang diduga masih belum terdata. Setelah konfirm ke ketua RT setempat, banyak pengontrak yang tidak lapor ke RT. Seka­rang BPS lagi menyisir,” pa­parnya. Dalam proses pendataan, BPS Kabupaten Bogor meli­batkan tenaga mitra kerjanya. Termasuk para ketua RT di wilayah. Sebelumnya, Ujang sempat mencatat adanya pengurang­an jumlah penduduk sekitar 500 ribu jiwa selama pan­demi Covid-19. Menurutnya, pada 2019 ada sekitar 5,9 juta jiwa, hasil Sensus Pen­duduk 2020 menurun men­jadi 5,4 juta jiwa. BPS pun telah memproyek­sikan jumlah penduduk Ka­bupaten Bogor pada 2020 sebanyak 6 juta jiwa sesuai asumsi pertambahan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Akan tetapi, jumlah tersebut bukannya bertambah malah berkurang karena pandemi. ”Kita proyeksikan sekitar 6 juta jiwa awalnya. Waktu mem­proyeksikan asumsi pandemi belum diperhitungkan faktor pandemi, karena proyeksi dihitung dua tahun lalu,” te­rang Ujang. Meski tak merinci jumlahnya, dia menyebutkan, pengu­rangan penduduk terjadi karena banyak faktor, mulai dari perpindahan penduduk hingga meninggal dunia. ”Ada juga yang meninggal dunia. Tapi dibanding yang bergerak ke luar Bogor, jauh lebih ba­nyak yang bergerak ke luar Bogor,” jelasnya. Ujang menyebutkan, ter­jadi perpindahan penduduk ke luar Kabupaten Bogor di luar biasanya selama pan­demi Covid-19. Salah satu faktor perpindahan penduduk itu, seperti warga pendatang yang pulang ke kampung ha­laman karena pembatasan aktivitas di Kabupaten Bogor. ”Pengurangan jumlah pe­kerja di berbagai sektor, ter­lebih di industri, PHK, relo­kasi industri, perhotelan, pusat-pusat perdagangan juga. Mereka umumnya pen­datang yang ngontrak ting­galnya, banyak kontrakan kosong. Di pusat pendidikan, kampus misalnya, banyak kontrakan-kontrakan yang kosong,” pungkasnya. (mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X