METROPOLITAN - Jumlah penduduk Kabupaten Bogor setiap tahunnya terus bertambah yakni 6,088 juta jiwa pada 2020. Namun di balik jumlah penduduk yang banyak, kaum adam rupanya lebih mendominasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari 5,4 juta jiwa saja jumlah laki-laki mencapai sekitar 51,4 persen. ”Dari hasil pendataan jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Bogor sekitar 51,4 persen atau sebanyak 2,79 juta orang,” ujar Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten Bogor, Ujang Jaelani. Sementara dari hasil pendataan BPS, penduduk perempuan di Kabupaten Bogor sekitar 48,6 persen. ”Kalau dijumlahkan penduduk perempuan sekitar 2,63 juta orang,” sambung Ujang. Sekadar diketahui, pendataan penduduk dilakukan BPS Kabupaten Bogor pada September 2020. Proses pendataan saat itu menemui beberapa kendala. Namun target penyelesaian pendataan penduduk selama 15 hari kerja atau sampai 15 September 2020 pun melenceng. Ujang menjelaskan, lambatnya pendataan saat itu dikarenakan banyak penduduk yang belum melaporkan data kependudukannya kepada RT dan RW di tempat mereka tinggal. ”Kemungkinannya ada di wilayah konsentrasi industri dan usaha, karena banyak penduduk pengontrak yang diduga masih belum terdata. Setelah konfirm ke ketua RT setempat, banyak pengontrak yang tidak lapor ke RT. Sekarang BPS lagi menyisir,” paparnya. Dalam proses pendataan, BPS Kabupaten Bogor melibatkan tenaga mitra kerjanya. Termasuk para ketua RT di wilayah. Sebelumnya, Ujang sempat mencatat adanya pengurangan jumlah penduduk sekitar 500 ribu jiwa selama pandemi Covid-19. Menurutnya, pada 2019 ada sekitar 5,9 juta jiwa, hasil Sensus Penduduk 2020 menurun menjadi 5,4 juta jiwa. BPS pun telah memproyeksikan jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada 2020 sebanyak 6 juta jiwa sesuai asumsi pertambahan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Akan tetapi, jumlah tersebut bukannya bertambah malah berkurang karena pandemi. ”Kita proyeksikan sekitar 6 juta jiwa awalnya. Waktu memproyeksikan asumsi pandemi belum diperhitungkan faktor pandemi, karena proyeksi dihitung dua tahun lalu,” terang Ujang. Meski tak merinci jumlahnya, dia menyebutkan, pengurangan penduduk terjadi karena banyak faktor, mulai dari perpindahan penduduk hingga meninggal dunia. ”Ada juga yang meninggal dunia. Tapi dibanding yang bergerak ke luar Bogor, jauh lebih banyak yang bergerak ke luar Bogor,” jelasnya. Ujang menyebutkan, terjadi perpindahan penduduk ke luar Kabupaten Bogor di luar biasanya selama pandemi Covid-19. Salah satu faktor perpindahan penduduk itu, seperti warga pendatang yang pulang ke kampung halaman karena pembatasan aktivitas di Kabupaten Bogor. ”Pengurangan jumlah pekerja di berbagai sektor, terlebih di industri, PHK, relokasi industri, perhotelan, pusat-pusat perdagangan juga. Mereka umumnya pendatang yang ngontrak tinggalnya, banyak kontrakan kosong. Di pusat pendidikan, kampus misalnya, banyak kontrakan-kontrakan yang kosong,” pungkasnya. (mam/py)