METROPOLITAN – Rencana revitalisasi dua jembatan yakni Jembatan Otista dan Jembatan Sempur harus tertunda. Sebab, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tidak bisa menggunakan dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hal itu karena pembangunan dua jembatan tersebut bisa memakan waktu lebih dari setahun atau multiyears. “Jadi yang namanya membangun jembatan kan nggak mungkin cuma delapan atau sembilan bulan. Pembangunan (jembatan) bisa satu setengah tahun,” ujar Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim. Menurutnya, anggaran revitalisasi Jembatan Otista yang menelan Rp120 miliar dan Jembatan Sempur sebesar Rp75 miliar sudah diajukan dalam pengajuan dana pinjaman PEN. Sayangnya, PEN tidak bisa menggunakan anggaran multiyears. Padahal, revitalisasi masing-masing jembatan bisa memakan waktu lebih dari satu tahun. Oleh karena itu, Dedie mengatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tengah mencari alternatif untuk revitalisasi kedua jembatan tersebut termasuk ke pemerintah pusat. Apalagi, kedua jembatan yang terletak di pusat kota itu dinilai krusial, bahkan sudah dibangun sejak sekitar 1940. “Kan itu jembatan kalau nggak salah dibangun 1940, jadi konstruksinya sudah tidak memadai. Nah, kita mencari alternatif bagaimana dua jembatan yang krusial ini bisa ditangani oleh bantuan pemerintah pusat,” jelas Dedie. Menurut Dedie, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sempat mengajukan dana revitalisasi Jembatan Otista dan Sempur ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar. Namun, pengajuan tersebut dibatalkan Pemprov Jawa Barat karena dana yang dimiliki tidak mencukupi. Oleh karena itu, Pemkot Bogor mengajukan dana pinjaman PEN untuk pembangunan kedua jembatan tersebut ke Pemprov Jabar. Ternyata aturan melarang anggaran digunakan untuk lebih dari setahun. “Padahal uangnya sudah disiapkan, tapi tidak bisa. Jadi ya sudah kita batalkan,” kata Dedie. Dia melanjutkan, Pemkot Bogor sudah bertemu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hal itu diikuti dengan Tim Kementerian PUPR yang menggelar survei. “Jadi kita sedang menunggu kebijakan pusat untuk bisa membantu Pemkot Bogor dalam mengatasi permasalahan Jambatan Otista dan Jembatan Sempur,” tutur Dedie. Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, menjelaskan, pemerintah pusat memang memberikan batasan pelaksanaan proyek yang menggunakan dana pinjaman PEN. “Tadinya kita pikir peluang PEN pinjaman tidak berbunga bayarnya delapan tahun menguntungkan. Tapi ternyata ada batasan dari PEN dilaksanakan sebelum perubahan anggaran,” ujarnya. Selain pembangunan dua jembatan, Pemkot Bogor juga mengajukan pembangunan dua blok Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RSUD Kota Bogor sebesar Rp255 miliar dan pengembangan kawasan Suryakencana Rp30 miliar. Sehingga total pinjaman yang diajukan Pemkot Bogor sebesar Rp494,5 miliar. (rep/mam/py)