Senin, 22 Desember 2025

Alhamdulillah, Sampah di Sungai Ciliwung Mulai Berkurang

- Jumat, 16 April 2021 | 11:01 WIB
Foto : Rangga/Metropolitan
Foto : Rangga/Metropolitan

METROPOLITAN – Kon­disi Sungai Ciliwung kini se­makin membaik. Sampah-sampah yang biasanya men­ghiasi sisi sungai kini tak lagi nampak. Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, meng­klaim hal ini dikarenakan berjalannya Program Beber­sih Ciliwung yang kini mulai dijalankan secara berkesinam­bungan. “Hasil Program Ciliwung Bersih yang mengalir melalui 13 kelurahan berhasil men­gurangi volume sampah yang masuk ke Sungai Ciliwung,” katanya kepada Metropolitan, Kamis (15/4). Meski tidak bisa mengung­kapkan data jumlah volume sampah yang direduksi, Dedie mengklaim kondisi jembatan Satuduit yang berada di Jam­bu Dua tak pernah terendam banjir lagi satu tahun ke bela­kang. “Buktinya, setiap terjadi hu­jan lebat dengan indikator Siaga 1 di Bendung Katulam­pa, di satu tahun terakhir ketinggian air di bawah Jem­batan Satuduit tidak menca­pai permukaan jembatan,” ungkapnya. Sedangkan jika dilihat se­cara visual, Dedie biasanya menemukan sofa, sampah plastik, styrofoam hingga ka­sur di aliran Sungai Ciliwung. Namun berkat program be­bersih Sungai Ciliwung, sam­pah-sampah tadi sudah tak ada lagi. “Bebersih Ciliwung menjadi kegiatan rutin yang harus terus dilaksanakan ber­kesinambungan agar kondisi sungai tetap baik,” jelasnya. Program Bebersih Sungai Ciliwung yang digaungkan Dedie pada Hari Air Sedunia ini pun mendapatkan du­kungan langsung dari Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, Deni Wis­manto. Maksud dan tujuan program tersebut yakni agar Sungai Ciliwung tetap terjaga, karena sungai merupakan sumber saluran air dan air merupakan sumber kehidupan yang harus dijaga kebersihan­nya. Pada peringatan Hari Air Sedunia, Deni mengajak war­ga, khususnya warga di sekitar sungai, tidak membuang sam­pah ke sungai karena bisa men­cemarinya. “Kita menyosiali­sasikan tidak membuang sam­pah sembarangan kepada orang terdekat, keluarga dan ling­kungan sekitar,” katanya. Selain itu, ia juga mengajak warga mengurangi sampah sebelum diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS). Caranya, dengan me­milah sampah yang jika dio­lah akan mendatangkan nilai ekonomi. Salah satunya sam­pah organik yang bisa diman­faatkan untuk pupuk maupun untuk pakan budidaya mag­got. “Karena 500-600 ton sam­pah di Kota Bogor 60 persen­nya adalah sampah organik. Jika bisa dikelola baik, maka akan menjadi sumber penda­patan warga,” jelasnya. Belum lama ini, Kota Bogor mendapat penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai satu dari 13 kota yang progresif melakukan upaya pengurangan sampah. “Mu­dah-mudah kita bisa lebih optimal mengurangi dan me­manfaatkan sampah. Pemerin­tah tentu tidak bisa sendiri, harus dibantu semua elemen masyarakat,” pungkasnya.(dil/b/mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X