METROPOLITAN - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengklaim mempunyai tiga cara untuk menekan keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di Kota Bogor. Ketiga cara ini ditarget mampu menurunkan angka Bed Occupancy Rate (BOR) hingga di bawah 70 persen. Wali Kota Bogor, Bima Arya, mengatakan, ada tiga upaya yang sedang dipersiapkan dan berjalan untuk menekan angka BOR yang saat ini sudah mencapai 83 persen. Di antaranya mengoperasionalkan Rumah Sakit (RS) Lapangan dan tenda darurat di RS rujukan Covid-19 pada Jumat (2/7) serta menyiapkan tempat isolasi berbasis masyarakat. “(Ini sedang berjalan) Mudah-mudahan minggu depan setelah kita operasionalkan angka BOR bisa kita tekan di bawah 70 persen. Kalau berhasil itu sinyalnya akan bagus,” kata Bima Arya. Kendati demikian, Bima menyebut, saat ini tak perlu membicarakan angka BOR yang mencapai 83 persen, melainkan fakta di lapangan bahwa keterisian tempat tidur di sejumlah RS di Kota Bogor saat ini sudah penuh. “Sekarang siapa pun sulit. Saya ini wali kota setiap hari diminta warga dan banyak sekali. Saya nggak bisa apa-apa, nggak mungin saya meminta cut (menyisakan tempat tidur) karena yang antre sudah banyak dan wali kota tidak bisa berbuat apa-apa,” katanya. “Makanya saya minta pengertian kepada warga, tolong empati kepada nakes dan patuhi protokol kesehatan,” sambungnya. “Untuk status masih oranye. Tapi kita lihat kondisi di lapangan, nakes bertumbangan, maka jangan berpatokan kepada indikator kaku (BOR),” imbuhnya. Di sisi lain, Bima Arya menyebut, khusus tempat isolasi berbasis masyarakat, aparatur wilayah nantinya akan menyiapkan beberapa tempat, seperti rumah kos, gedung serbaguna hingga wisma milik warga yang bakal diperuntukkan tempat isolasi mandiri (isoman) pasien Covid-19. Sehingga pasien positif Covid-19 yang tidak memiliki gejala tidak perlu dilakukan perawatan di rumah sakit. ”Cukup isoman di tempat isolasi berbasis masyarakat ini. Total ada puluhan di seluruh wilayah. Nanti diverifikasi oleh puskesmas dan ini berjalan cepat. Semua (wilayah, red) mengajukan,” bebernya. Soal kebutuhan anggaran bagi tempat isolasi berbasis masyarakat, sambung Bima Arya, karena kebutuhannya sangat diperlukan cepat, maka nanti sistemnya secara swadaya, yakni warga sekitar urunan dan sumbangan.(rez/yok/py)