METROPOLITAN - Banyak cara yang bisa dilakukan pedagang hewan kurban agar tetap bertahan di tengah penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Seperti yang dilakukan Owner Mulya Farm Bogor, Tjahyadi Ermawan. Pedagang hewan kurban di Kota Bogor ini merambah penjualannya secara online agar roda bisnisnya tetap berputar. Terhitung, dalam sepuluh hari jelang Hari Raya Idul Adha tahun ini aktivitas Tjahyadi Ermawan di depan layar telepon gengamnya semakin sibuk. Ia pun tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk meraup untung lebih pada Idul Adha 1442 H ini. “Alhamdulillah, setelah kami berinisiatif memasarkan hewan jualan secara online, ada kenaikan lagi dari segi penjualan,” kata Tjahyadi Ermawan saat ditemui di RPH Bubulak, Kota Bogor, Kamis (15/7). Tak dimungkiri, sambung dia, keputusan pemerintah menerapkan kebijakan PPKM Darurat berimbas pada pedagang hewan kurban, khususnya dari segi penjualan. Sebab, konsumen atau jamaah tidak bisa melihat secara langsung hewan-hewan kurban yang akan dibelinya, seperti sapi dan kambing. Namun, setelah pihaknya memasarkan hewan kurbannya melalui media sosial berupa Instagram, Facebook dan Whatsapp, sepuluh hari jelang Idul Adha tahun ini ada kenaikan dari sisi penjualan. “Sebelumnya kami dari Mulya Farm mengalami kendala ketika diumumkan adanya PPKM Darurat itu. Dari tanggal 3 sejak diumumkan sampai tanggal 8 itu sepi dan kami waswas,” ujarnya. ”Kami akhirnya berinisiatif memasarkannya secara online, seperti mengirim video ke konsumen. Bahkan, videonya minta real time lewat video call. Alhamdulillah ada pengaruhnya,” sambungnya. “Kalau di Mulya Farm Alhamdulillah hampir 70 persen sudah terjual. Semoga dalam sisa waktu ini habis semua,” harapnya. Meski demikian, Tjahyadi Ermawan menuturkan tidak semua pedagang hewan kurban bernasib seperti dirinya. Masih banyak juga pedagang lain yang mengalami penurunan penghasilan hingga 30 persen imbas PPKM Darurat. “Kalau perbincangan dengan pedagang umum sangat berpengaruh (efek PPKM Darurat, red), agak menurun di 30 persenan,” bebernya. “Alhamdulillah kalau di kami harga stabil. Bahkan beberapa jenis sapi ada peningkatan. Di kami mulai Rp17,5 juta sampai 1 ton itu seharga Rp85 juta,” ujar Tjahyadi Ermawan. (rez/yok/py)