Senin, 22 Desember 2025

Proyek Stasiun Sukaresmi Terganjal Kereta Bandara Soekarno-Hatta

- Jumat, 10 September 2021 | 11:30 WIB

Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang ingin membangun Stasiun Sukaresmi di kawasan Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, kembali mencuat. Selain sudah menyiapkan lahan melalui pembebasan lahan hingga membangun jalan pendukung, teranyar Pemkot Bogor sudah bertemu petinggi PT Kereta Api Indonesia (KAI). TUJUANNYA untuk membangun komunikasi dan meminta bantuan dalam membangun stasiun atau sto­plet di kawasan Tanahsareal itu. Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kota Bogor, Rudy Mashudi. Rudy mengatakan, Pemkot Bogor awalnya ingin agar aset tersebut dibangun stoplet atau Stasiun Sukaresmi. Sebab, asumsi pada perencanaan Kota Bogor, membangkitkan perjalanan di Stasiun Bogor yang jumlahnya mencapai ri­buan orang rata-rata per hari. “Nah dengan adanya Stasiun Sukaresmi akan menjadi ret­ribusi pergerakan orang. Di­harapkan yang ke Bogor Barat, Tanahsareal hingga Bogor Utara bisa turun di situ. Nanti disambung dengan BRT, bus antar moda ke Bubulak, ke Bogor Utara, ke (Jalan) Sholeh Iskandar hingga Tanahsareal,” katanya kepada awak media, kemarin. “Nah yang sudah dilakukan pemerintah kota kan pembe­basan lahan dan pembangunan jalan yang menghubungkan Sukaresmi sampai Jalan Sholeh Iskandar (underpass),” terang­nya. Terakhir, sambung dia, dua atau tiga bulan pihaknya ber­temu petinggi urban transport-nya PT KAI. Ini sebagai komit­men dari pemkot untuk membangun rencana tersebut, sekaligus memohon bantuan karena kondisinya Pemkot Bogor masih tetap mengusul­kan lahan di Sukaresmi men­jadi stoplet atau stasiun. “Waktu itu kan terhenti ka­rena PT KAI itu alasannya fokus ke kereta bandara, menyele­saikan kereta Bandara Soekar­no-Hatta. Kan kalau untuk lahannya sudah kita siapkan, sementara stasiun itu ke­wenangannya ada di Kemen­terian Perhubungan dan PT KAI, kan nggak bisa bangun sendiri,” terangnya. Selain itu, tambah dia, ada skenario lain yang menjadikan lahan tersebut sebagai kawasan Transit Oriented Development (TOD), sehingga bisa mengun­dang swasta untuk bisa membangun dengan hitungan bisnis yang ada nantinya. Hal tersebut untuk mendukung alternatif yang ingin menjadi­kan lahan tersebut menjadi rusunawa. Jika demikian tentu bisa mendukung konsep TOD. Di mana terdapat kawasan pemukiman dan swasta. Namun hingga kini, sambung dia, belum ada rencana peng­anggaran ataupun kajian Detail Engineering Design (DED). “Belum ada. Intinya setelah bertemu petinggi Pak Budi (petinggi PT KAI, red) dua-tiga bulan itu, belum ada kontak lagi untuk follow up perte­muan,” imbuhnya. Sekadar diketahui, Pemkot Bogor bakal kembali mengaju­kan pembangunan Stasiun Sukaresmi di Jalan Arteri, Tanahsareal, Kota Bogor. Da­lam wacana pembangunan stasiun ini, Pemkot Bogor akan meminta batuan PT Kereta Api Indonesia (KAI) agar da­pat diajukan ke Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhu­bungan (Kemenhub) terkait kejelasan aset yang sempat dibebaskan Pemkot Bogor beberapa tahun silam. “Kejelasan dari PT KAI ter­kait aset yang sudah dibeli Pemda (Pemerintah Daerah) yang rencananya dibangun Stasiun Sukaresmi,” kata Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim. Dedie menjelaskan, pembahasan kelanjutan pembangunan Stasiun Suka­resmi akan dibahas lagi ber­sama sejumlah pihak. Sebab, pembangunan Stasiun Suka­resmi yang telah mangkrak bertahun-tahun ini dikarena­kan masalah dari kontur tanah yang miring. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, tanah yang diperun­tukkan Stasiun Sukaresmi ini masih memiliki tingkat kemi­ringan yang cukup tinggi. Se­hingga kereta yang berhenti berpotensi tetap melaju. “Sudut kemiringan rel ini harus disesuaikan, di sudut yang memungkinkan kereta berhenti tanpa harus dilakukan semacam pengereman. Jadi kan gini, kalau misalnya ma­sinis lupa narik rem. Kalau misalnya sudut kemiringan masih curam, kereta akan jalan,” tuntas Dedie. Stasiun Sukaresmi merupakan proyek pembangunan Kota Bogor sejak 2014. Pada 2015, Pemkot Bogor telah melakukan perluasan lahan untuk stasiun tersebut sekitar 1,8 hektare. Berdasarkan rencana, Stasiun Sukaresmi dijadikan TOD. Pembangunan tersebut diha­rapkan dapat mengurangi beban penumpang kerata api di Kota Bogor yang mencapai 79.192 per harinya. (ryn/eka/ py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X