METROPOLITAN– Pembangunan pedestrian Sentul yang merupakan bagian dari penataan kawasan Cibinong Raya, rupanya menghadapi banyak persoalan. Salah satunya penggunaan lahan yang dilakukan masyarakat, sehingga pembangunan pedestrian tersebut jadi terhambat. Proyek Manajer PT Hutomo Sepuluh Sebelas, Nasir, mengatakan, saat ini pihaknya mulai mengerjakan proyek pembangunan pedestrian banyak lahan milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor yang dikuasai pengusaha ataupun masyarakat. Sehingga membuat pengerjaan pedestrian terhambat. “Jadi, ada beberapa titik bangunan yang menggunakan lahan Pemkab Bogor yang akan dijadikan pedestrian. Kita harus menunggu pemilik bangunan pom bensin dan rumah makan membongkar dulu,” kata Nasir. Walaupun sudah ada beberapa yang dibongkar dan telah dibangun pedestrian, saat ini masih ada sejumlah pihak yang enggan membongkarnya. Nasir pun meminta Pemkab Bogor segera menyurati dan menyelesaikan persoalan pembebasan lahan tersebut. “Awal-awal kita memasang patok, tapi banyak sekali pengusaha ataupun masyarakat yang keberatan. Sebab, mereka sudah bertahun-tahun menguasai lahan itu. Sedangkan kita hanya pelaksana pembangunan,” paparnya. Menurutnya, progres proyek pembangunan pedestrian sepanjang 2,4 kilometer itu sudah mencpai 60 persen. Ia optimis pembangunan pedestrian ini bisa selesai tepat waktu hingga 27 Desember. “Kalau melihat progres-nya sudah mencapai 60 persen lebih. Mudah-mudahan ini bisa selesai tepat waktu, karena kalaupun tidak, kita akan mengajukan adendum. Sebab pekerjaan kita terhambat dengan pembongkaran bangunan-bangunan yang berada di lahan pedestrian,” katanya. Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Bogor, Heru Haerudin, menjelaskan, pihaknya sudah menggelar rapat dengan beberapa dinas terkait untuk membahas persoalan penguasaan lahan tersebut. “Kita juga sudah membahas dengan pak sekda serta dinas terkait lainnya. Sekarang sudah dapat terselesaikan, tinggal beberapa titik yang mengganjal,” ungkapnya. “Saat ini tinggal rumah makan Pak Atok dan pom bensin yang belum membongkarnya. Itu memang menjadi kendala pembangunan,” sambung Heru. (mam/ eka/py)