Senin, 22 Desember 2025

Dewan Anggap Proyek Surken Pentingkan Estetika daripada Manfaat

- Jumat, 17 Desember 2021 | 11:10 WIB

METROPOLITAN - Men­jadi proyek strategis Pemerin­tah Kota (Pemkot) Bogor, proyek penataan kawasan Suryakencana (Surken) yang menelan biaya Rp30 miliar itu justru dinilai tidak memi­liki dampak besar terhadap masyarakat. Hal itu diung­kapkan Ketua Komisi III, Zaenul Mutaqin, setelah meninjau lokasi bersama anggota komisi, beberapa waktu lalu. Ia menilai yang ada hanya penataan dan mementingkan estetika. ”Kita lihat secara kasat mata apa yang berubah di sini, hampir tidak ada,” katanya. Ia pun heran secara fisik jalan utama Jalan Su­ryakencana yang sedianya bermaterialkan aspal kini menjadi jalan beton. disinggung soal banyak warga yang mengeluhkan jalannya menjadi licin saat hujan, hal itu diduga lantaran pekerjaan belum selesai. “Kalau masalah banyak yang tergelincir, jalanan licin dan sebagainya, pertama ini ka­rena pekerjaan belum selesai,” ujarnya. “Kedua, saya juga tidak paham dari aspal (ke­napa) diubah menjadi beton. Saya pikir awalnya akan pa­kai paving block atau batu alam, ternyata pakai beton. Sedangkan beton ini nota­benenya lama-kelamaan akan menjadi licin,” tukas ZM, sapaan karibnya. Menanggapi hal itu, Ke­pala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Chusnul Rozaqi, menuturkan, warga seharus­nya lebih hati-hati saat melin­tas di jalan beton Suryaken­cana. Ia mengakui Jalan Suryakencana sejatinya ma­sih belum diberikan pemba­tas karena masih proses pengerjaan. “Kenapa tidak diaspal, karena kita ingin meningkatkan lingkungan di situ agar ada perubahan,” ujarnya. “Itu faktor dari kehati-ha­tian yang kurang, sehingga bisa tergelincir dan sebagai­nya. Kalau ada mobil yang terperosok ke sisi kanan ka­rena licin dan sebagainya, itu karena ketidaksabaran me­reka dalam mengantre,” tam­bahnya. Sebelumnya, di sisa akhir tahun yang tinggal hitungan hari, Pemerintah Kota (Pem­kot) Bogor menggeber pe­kerjaan penataan kawasan Suryakencana (surken) yang dibiayai dana pinjaman Pe­mulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pemerintah pusat sebesar Rp30 miliar. Namun pekerjaan tersebut bukan tanpa cela. Sebab, kondisi Jalan Suryakencana yang awalnya lebih rendah dibandingkan pedestrian kini nampak sejajar setelah mendapatkan sentuhan pembangunan. Di beberapa titik bahkan jalan utama lebih tinggi ketimbang trotoar, se­hingga tingkat keamanannya pun dipertanyakan. Salah seorang warga Jalan Roda Babakanpasar, Dodi, menuturkan, sejak awal pembangunan hingga saat ini seringkali waswas saat melintasi jalan utama Surya­kencana yang baru dibangun dan kini terlihat sejajar dengan trotoar di sebagian besar titik. Apalagi, belakangan Kota Bogor sering dilanda hujan deras. Alhasil, jalan terasa lebih licin. “Ada beberapa pengendara yang pernah tergelincir, mun­gkin licin saat hujan. Ya kadang takut juga kalau (jalan utama, red) sejajar sama trotoar, mun­gkin harus dipasang pengaman kalau jadinya mau sejajar gitu,” katanya.(ryn/eka/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X