METROPOLITAN – Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto, menilai kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Bogor masih asal-asalan, tidak matang dalam perencanaan dan pelaksanaan. Kinerja buruk seperti itu akhirnya membuat banyak program kepala daerah yang secara konsep sangat baik, namun diterjemahkan dengan sangat tidak baik. ”Kinerjanya masih asal-asalan. Masih sebatas ABS atau Asal Bupati Senang, tidak endalami substansi dari gagasan, masih yang penting sudah dikerjakan,” ujarnya. m Secara spesifik, Rudy mengambil contoh Proyek Cibinong City A Beautiful di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) pada 2021. Proyek pembangunan jalan dan pedestrian Sentul-Kandangroda yang bernilai Rp324 miliar itu kualitasnya sangat tidak baik. ”Lebar pedestrian maupun Jalan Sentul-Kandangroda tidak seragam, ada yang besar ada yang kecil hingga di titik tertentu bisa membahayakan masyarakat pengguna pedestrian,” ujarnya. Ia juga menilai DPUPR kurang berkoordinasi dengan instansi lain penyedia utilitas publik, seperti listrik (PLN), air bersih (PDAM) dan gas (PGN) yang jaringannya menggunakan daerah milik jalan. Sehingga proyek pelebaran jalan maupun pedestrian menyisakan masalah estetika kota dan kenyamanan pengguna jalan. ”Kita lihat saja sekarang di tengah pedestrian ada tiang listrik. Seharusnya berkoordinasi sebelumnya dengan pihak PLN, Telkom hingga Perusahaan Gas Negara (PGN) agar tidak ada tiang listrik, tiang Telkom dan lainnya di tengah jalan maupun pedestrian,” pinta Rudy. Lemahnya perencanaan juga membuat proyek pembangunan pedestrian di Jalan Tegar Beriman tidak selesai tepat waktu. Karena itu, DPRD bersurat untuk meminta proyek yang meluncur ke awal 2022 harus dibayar pekerjaannya pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P). ”Saya juga meminta DPUPR tegas. Bagi proyek infrastruktur yang selesai tepat waktu agar segera dibayar. Sementara yang meluncur ke awal tahun ini, maka pembayarannya dilakukan di dalam APBD-P 2022,” tuturnya. Parahnya, sambung Rudy, lemahnya perencanaan seperti ini berlangsung tak hanya 2021, pada 2020 pun proyek peningkatan jalan di Jalan Raya Bojonggede-Kemang (Bomang) meninggalkan banyak masalah, baik secara fungsi maupun estetika kota. ”Di jalan poros Tengah-Utara atau jalan Bojonggede-Kemang banyak tiang listrik di tengah jalan, bahkan masih ada hingga saat ini,” katanya. Karena proyek atau Program Cibinong City A Beautiful ini masih berlanjut hingga 2023, DPUPR harus membuat perencanaan yang lebih matang. ”Jangan asal-asalan, jangan asal ibu senang, tapi meninggalkan banyak masalah. Buat perencanaan yang matang dan berkoordinasi dengan instansi lain yang berkaitan dengan sarana utilitas publik,” tandasnya.(eka/py)