METROPOLITAN - Wali Kota Bogor, Bima Arya, angkat suara terkait tingginya kasus warga terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bogor tahun ini.
Menurut Bima Arya, tingginya jumlah warga terjangkit DBD yang mencapai 1.428 kasus terjadi karena faktor cuaca, yakni pengaruh musim hujan. “Ya setiap musim hujan pasti meningkat. Nggak ada hubungannya dengan sampah. Ya musim hujan aja,” katanya kepada wartawan, Jumat (9/12).
Meski begitu, ia mengaku sudah menginstruksikan jajarannya untuk menekan kasus warga yang terjangkit DBD agar tidak meluas. Yakni dengan menggencarkan tim pemantau jentik ke wilayah untuk membersihkan atau melakukan fogging atau penyemprotan.
”Ketiga, puskesmas saya minta siaga agar bisa melakukan langkah-langkah cepat penanganan DBD, terutama pada anak kecil, balita. Karena DBD itu fatal kalau mengenai balita. Itu saja,” ujar Bima Arya.
Diketahui, Dinkes Kota Bogor mencatat jumlah warga yang terjangkit DBD di Kota Bogor mengalami kenaikan tahun ini. Tercatat, selama Januari-November 2022, sebanyak 1.428 warga Kota Bogor terjangkit dan delapan orang meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti & Aedes albopictus betina itu.
“Iya benar. Ini data kumulatif dari Januari sampai November,” kata Sekdis Dinkes Kota Bogor, Erna Nuraena, kepada wartawan Jumat (9/12). Meski begitu, dari jumlah warga terjangkit DBD sudah ada beberapa yang berangsur membaik dan sembuh.
Adapun rincian kemunculan 1.428 kasus DBD berdasarkan catatan Dinkes Kota Bogor. Di antaranya pada Januari ada 129 kasus, Februari 75 kasus, Maret 155 kasus, April 151 kasus.
Lalu, Mei kasus 116, Juni 135 kasus, Juli 135 kasus, Agustus 115 kasus, September 136 kasus, Oktober 132 kasus serta November 149 kasus.
Sedangkan untuk delapan kasus meninggal dunia terjadi pada periode Mei 1 kasus, Juni 1 kasus, Juli 1 kasus, Agustus 1 kasus, September 2 kasus, Oktober 1 kasus serta November 1 kasus. (rez/eka/py)