Dua pekan jelang akhir 2022, realisasi anggaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor baru mencapai 73 persen. Hal itu rupanya membuat Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan, geram. BAHKAN, Iwan mengultimatum dinas-dinas yang memiliki serapan anggaran rendah. Di antaranya seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Dinas Pendidikan (Disdik) dan Dinas Kesehatan (Dinkes). “Jangan sampai terlalu banyak sisa anggaran. Saya sudah peringatkan dinas-dinas yang mempunyai anggaran besar,” katanya. Salah satu dinas yang disorot adalah Disdik. Dengan 469 kegiatan rehabilitasi dari tingkat SD maupun SMP, serapan anggaran di dinas ini dikabarkan baru mencapai 70 persen. Kepala Disdik Kabupaten Bogor, Juanda Dimansyah, tak menampik hal tersebut. Ia mengaku sudah mewanti-wanti penyedia jasa yang mengerjakan proyek fisik di Disdik Kabupaten Bogor untuk segera menyelesaikan pekerjaan maksimal hingga 25 Desember 2022. “Kita punya target maksimal 25 Desember sudah beres. Pengerjaan akan dimaksimalkan, walau progresnya baru 65-70 persen. Masih ada waktu,” kata Juanda. Untuk mengejar waktu tersebut, Disdik Kabupaten Bogor telah meminta penyedia jasa bekerja 24 jam nonstop. Termasuk dengan menambah jumlah pegawai sesuai aturan yang ada. “Kalau pengerjaannya siang malam, 24 jam, pasti target bisa terkejar. Yang jelas, kalau tidak selesai tepat waktu nanti akan ada pertambahan waktu dan pihak ketiga akan diberikan denda puluhan juta,” ungkapnya. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Bogor mencatat, serapan anggaran keseluruhan di Kabupaten Bogor baru mencapai 73 persen atau sekitar Rp7,2 triliun dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor yang mencapai Rp9,85 triliun. Kepala Bidang Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Bogor, Achmad Wildan, mengatakan, serapan anggaran hingga saat ini masih terus berjalan. “Yang sudah kita realisasikan itu Rp7,2 triliun atau 73,3 persen, sisanya sebesar Rp2,6 triliun masih berjalan. Karena masih banyak pengerjaan yang masih dalam proses, jadi serapan belum maksimal,” katanya. Saat ini, sambung Wildan, BPKAD terus menggenjot belanja modal, terutama gedung dan bangunan. Sebab, serapannya masih di kisaran 40 persen. “Belanja modal, terutama di gedung dan jalan, biasanya uang termin terakhir dan biasanya kontraknya pada 25 Desember,” paparnya. Ia juga memastikan, serapan anggaran akan terus meningkat pada pertengahan hingga akhir tahun nanti. Sebab, rata-rata penyedia jasa mulai melakukan penagihan. “Mereka biasanya pertengahan akhir tahun akan nagih, jadi pasti ada peningkatan kalau 100 persen, paling sama seperti kisaran tahun lalu 95 persen yang terserap,” katanya. (mam/eka/py)