Minggu, 21 Desember 2025

Marc Klok Nilai Shin Tae Yong Tipikal Pelatih Keras dan Diktaktor kala Menukangi Timnas Indonesia

- Jumat, 10 Januari 2025 | 13:30 WIB
Mantan kapten Timnas Indonesia Marc Klok buka suara tentang Shin Tae Yong ketika menjadi pelatih. (Instagram : marcklok)
Mantan kapten Timnas Indonesia Marc Klok buka suara tentang Shin Tae Yong ketika menjadi pelatih. (Instagram : marcklok)

METROPOLITAN.ID - Kapten Persib Bandung Marc Klok menceritakan bagaimana Shin Tae Yong di ruang ganti Timnas Indonesia.

Dalam keterangannya, Marc Klok mengakui bahwa Shin Tae Yong merupakan pelatih diktator dan mempunyai cara tersendiri dalam mengelola tim.

Klok menegaskan, Shin Tae Yong ketika menjadi pelatih Timnas Indonesia sulit untuk menerima masukan dari pemain.

Baca Juga: Viral Pagar Laut di Tangerang, Rocky Gerung Pertanyakan Sikap Diam Pemerintah

Sebab, dia merasa menjadi korban pertengkaran dengan Shin, akibat perselisihan tersebut Klok bahkan kehilangan posisinya di skuad Garuda.

"Saya mengalami konflik dengan pelatih sebelumnya. Jika Anda berdebat dengannya, nama Anda bisa langsung dicoret. Itulah akhir saya," kata Klok mengutip ESPN.

Klok menjelaskan, Shin terlalu dominan di ruang ganti, Hirarki yang dibuat pelatih asal Korea Selatan itu sangat ketat.

Baca Juga: Tekankan Pentingnya Peta Kehutanan, Menteri Nusron: Jangan Ada Kriminalisasi Terhadap Pegawai BPN

Apalagi komunikasi antara pelatih dan pemain tidak lancar karena kendala bahasa.

Kadang-kadang, beberapa instruksi tidak dapat dipahami karena Shin menggunakan dua penerjemah di dalam dan di luar lapangan.

"Dia bekerja dengan hierarki yang ketat dan komunikasi dilakukan lewat penerjemah. Ini sedikit jadi masalah. Banyak pemain Belanda yang bergabung. Bagi mereka, hierarki itu cukup berbeda," kata Klok mengutip NOS.

Baca Juga: Terendus Kasus Korupsi LPEI, 3 Vespa Mewah dan Mobil Wuling Disita dari Eks Dirut BUMN

Klok mengaku sudah membaca tanda-tanda PSSI akan memecat Shin, ia merasa PSSI tidak menyukai hierarki yang dibuat Shin di ruang ganti.

"Di Federasi, telah disimpulkan, seharusnya menjadi lebih menyatu, dengan sedikit mengurangi penekanan pada hierarki, fokus pada kerja sama serta kebersamaan," kata jebolan akademi FC Utrecht tersebut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X