METROPOLITAN.ID - Roman Abramovich akhirnya akan menyampaikan kisahnya secara terbuka setelah lebih dari dua tahun bungkam sejak melepas kepemilikan klub Chelsea.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Roman Abramovich terpaksa melepas Chelsea karena dugaan keterkaitannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Roman Abramovich kemudian menyetujui penjualan klub senilai £2,5 miliar kepada konsorsium asal Amerika Serikat yang dipimpin Todd Boehly dan Clearlake Capital pada Mei 2022.
Baca Juga: Terseret Kontroversi Eksploitasi Pemain Sirkus Taman Safari, Denny Sumargo Bantah Terima Uang
Sejak transaksi besar itu, sosok Abramovich nyaris tak terlihat di publik, namun situasi ini akan segera berubah.
Ia bersiap membagikan kisahnya terkait penjualan Chelsea melalui serangkaian wawancara yang akan muncul dalam sebuah buku baru.
Abramovich terakhir berbicara kepada media pada Maret 2021 dalam wawancara dengan Forbes, saat ia membahas masa depan klub London Barat tersebut.
Baca Juga: GOAT Sepak Bola Menurut Cristiano Ronaldo, Sebut Messi Sejajar, Ada Satu Nama Lagi!
Namun hanya beberapa bulan kemudian, pria berusia 58 tahun itu dijatuhi sanksi oleh pemerintah Inggris dan seluruh asetnya dibekukan—langkah yang berujung pada penjualan Chelsea.
Kini, ia membuka diri dalam buku Sanctioned: The Inside Story of the Sale of Chelsea FC, yang akan dirilis musim panas ini.
Buku tersebut ditulis oleh jurnalis Nick Purewal dan menampilkan wawancara eksklusif dengan Abramovich, yang untuk pertama kalinya berbicara secara terbuka dalam empat tahun terakhir.
Baca Juga: Isi Putusan Cerai Bocor ke Media Sosial, Paula Verhoeven Geruduk Bawas MA!
Purewal mewawancarai Abramovich di dua lokasi tempat ia kini menetap: Abu Dhabi dan Istanbul.
Dalam perbincangan tersebut, mereka membahas berbagai hal mulai dari awal mula kepemilikannya atas Chelsea pada 2003, sanksi yang dijatuhkan kepadanya, peran yang diklaimnya dalam upaya perdamaian konflik Ukraina, hingga dugaan insiden peracunan yang dialaminya pada Maret 2022.