METROPOLITAN.ID - Akhirnya, momen yang ditunggu puluhan tahun itu datang juga. Setelah berkali-kali nyaris, Paris Saint-Germain (PSG) akhirnya mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai juara Liga Champions Eropa.
Kemenangan telak 5-0 atas Inter Milan di partai final bukan hanya menandai dominasi mereka musim ini, tapi juga menutup perjalanan panjang nan dramatis selama 17 pertandingan.
Tak tanggung-tanggung, pencapaian ini bahkan menuai pujian dari sang mantan bintang—Kylian Mbappé, yang tak ragu mengucapkan selamat kepada klub yang pernah ia bela.
Baca Juga: Lantik Pengurus Percasi Kota Bogor, Dedie Rachim : Insya Allah Ada Atlet Muda Jadi Grand Master
Liga Champions musim ini memang berbeda. Dengan format baru yang lebih kompetitif, PSG bukan hanya harus menaklukkan lawan-lawan tangguh, tapi juga membungkam keraguan.
Dari fase liga yang naik turun hingga ledakan prestasi di babak gugur, inilah kisah heroik PSG menuju puncak Eropa.
Format Baru, Tantangan Baru
Musim 2024/2025 menjadi edisi perdana Liga Champions dengan sistem league phase, menggantikan format tradisional fase grup.
Sebanyak 36 tim berkompetisi dalam satu klasemen besar, dan hanya 24 tim teratas yang berhak melaju ke fase gugur. Delapan tim terbaik langsung lolos ke babak 16 besar, sementara 16 tim lainnya harus melalui babak play-off.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Liburkan Angkot di Puncak Bogor, Warga Lokal Ngeluh Sulit Bepergian
PSG menyelesaikan fase liga di posisi ke-15—angka yang tergolong rawan. Mereka mencatat empat kemenangan, satu hasil imbang, dan tiga kekalahan dari delapan pertandingan.
Posisi tersebut memaksa mereka melewati jalur play-off demi menjaga peluang melaju ke fase berikutnya.
Bangkit dari Kritik dan Keraguan
Kekalahan dari klub-klub besar seperti Bayern Munchen (0-1), Atletico Madrid (1-2), dan Arsenal (0-2) sempat menimbulkan keraguan terhadap kualitas dan konsistensi PSG di bawah asuhan Luis Enrique.