Minggu, 21 Desember 2025

Kota Bekasi dan Kota Bandung Jadi Daerah Kasus HIV Tertinggi di Jawa Barat Tahun 2023

- Senin, 25 September 2023 | 07:30 WIB
Ilustrasi HIV | Pixabay
Ilustrasi HIV | Pixabay

METROPOLITAN.ID - Dinas Kesehatan Jawa Barat baru saja membeberkan fakta terbaru terkait penyebaran kasus HIV, yakni Kota Bekasi dan Bandung jadi daerah dengan kasus HIV paling tinggi se-Jawa Barat.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Barat sejak Januari 2023 hingga Agustus 2023, angka HIV di 27 kota/kabupaten se-Jawa Barat tembus 6.379 kasus.

Dari ribuan kasus HIV itu, Kota Bekasi dan Kota Bandung disebut menjadi dua daerah paling banyak kasus HIV.

Baca Juga: Magisha Anak Erick Thohir Beberkan Fakta Mengejutkan : Papa Diam-diam Suka Dance Kpop!

Hal itu diungkapkan Ketua Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Jabar Yudi Koharudin.

Yudi mengatakan, hampir seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat memiliki kasus HIV. Paling tinggi angkanya ada di Kota Bekasi dan Kota Bandung. 

"Kota Bekasi dan Kota Bandung paling tinggi kasusnya. Kemudian ada Kabupaten Bekasi juga, Kabupaten Bogor, dan Indramayu juga tinggi," kata Yudi dikutip republika.co.id, Minggu 24 September 2023.

Baca Juga: Punya Jalan Bagus dari Program Samisade, Warga Sukamulya Rumpin Ngeliwet di Sepanjang Jalan 500 Meter

Ia menjelaskan, kasus HIV di Jawa Barat jika dibandingkan tahun sebelumnya dengan periode yang sama, tidak mengalami kenaikan yang signifikan.

Hal itu juga sesuai dengan pendataan yang dilakukan dari 27 kabupaten dan kota. 

"Dibandingkan tahun kemarin relatif sama. Jadi kita itu melakukan pengetesannya secara masif di populasi kunci, jadi orang-orang yang mempunyai resiko tinggi terkena HIV oleh kabupaten dan kota, datanya kemudian masuk ke kita," paparnya. 

Baca Juga: Kabupaten Bogor buka Pendaftaran 4.327 PPPK! Cek Link, Formasi dan Persyaratannya

Dalam penanganan dan menekankan angka HIV, kata Yudi, Pemprov Jabar turut melakukan beberapa tindakan yang sifatnya langsung menyentuh pada para Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dengan memberikan obat Arv ke layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) masing-masing daerah.

"Kita ada PDP. Jadi para ODHA ini begitu sudah dinyatakan positif harus datang ke layanan PDP untuk mendapatkan terapi Arv-nya. Jadi begitu ditemukan positif itu harus segera minum Arv," katanya. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ryan Muttaqien

Sumber: Republika

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X