Metropolitan-Keluarga Besar Lido (KBL) Kecamatan Cigombong protes melihat kondisi Situ Lido. Mereka prihatin kondisi Situ Lido yang diduga makin dangkal dan menyempit.
Kerusakan berupa pendangkalan dan penyusutan lahan terjadi lantaran sebagian danau diurug menjadi bangunan hotel dan taman. Akibatnya, airnya berwarna kecoklatan.
Salah satu anggota KBL A.Mulyana, menceritakan, sejak kecil sekitar tahun 1980-1985 Situ Lido merupakan tempat bermain, dan juga mencari kerang kecil, namun kini dengan mengatasnamakan Kawasan Ekonomi Khusus( KEK) ternyata menjadikan rusaknya kawasan Situ Lido.
"Tahun 80-85 itu tempat usaha masyarakat, dan juga tempat bermain saya, tapi setelah adanya KEK, situ diurug pengusaha dan sekitar situ ada sawah, namun dengan kedok pelestarian alam, ternyata untuk dikuasai, Ini punya anak cucu kita loh, dan situ lido harus kita kembalikan ke awal lagi," ucapnya.
Dirinya bersama masyarakat siap duduk bersama dengan elemen masyakarat, seperti Pemerintah, WALHI, DLH dan juga pemangku jabatan setempat, untuk membahas kelestarian Situ Lido yang mulai rusak. Dia juga mengaku siap membuat aliansi penyelamatan Sutu Lido, agar kembali asri dan menjadi tempat usaha warga masyarakat setempat.
" Saya dan masyarakat Kecamatan Cigombong harus peduli dengan kelestarian situ Lido yang mulai terkikis sedikit demi sedikit, dan ini harus diselamatkan demi kelangsungan hidup orang banyak,"ucapnya.
Untung, warga Tambakan juga merasa prihatin dengan keberadaan situ Lido yang semakin terkikis. Dia mengungkapkan dari 36 hektar danau lido ternyata setelah diukur ulang hanya tersisa 18 hektar. Sedangkan selebihnya sudah menjadi daratan dan taman rekreasi.
"Luapan air danau pun mulai menggenangi kawasan kampung Tambakan Desa Wates Jaya Kecamatan Cigombong karena saluran drainase Tol Bocimi di buang ke danau ini"sesalnya. (Anto/Sindi)