METROPOLITAN.id - Kepala Desa Bojonggede, Dede Malvina mengatakan masyarakat yang sebelumnya sukarela memindahkan gundukan sampah yang ada di Tempat Pembuangan Akhir Sementara (TPAS) telah menyerah.
Dede sebelumnya memberikan arahan kepada beberapa warga yang bertanggung jawab untuk melakukan pengangkutan sampah diTPAS yang berlokasi di Kampung Masjid yang berlokasi di RT 01/04 Desa Bojonggede, Kecamatan Bojonggede.
Baca Juga: DPRD Kota Bogor Pertanyakan Landasan Hukum Tim Khusus Verifikasi PPDB Bentukan Wali Kota
“Karena masyarakat sudah tidak ada kemampuan untuk melakukan kerja bakti, kami kembali melakukan rembuk musdes bersama BPD, pendmping desa, tokoh masyarakat, rt atau rw dalam mensikapi permasalahan ini,” kata Dede, Selasa 11 Juli 2023.
Dede menyampaikan bahwa dari hasil pertemuan tersebut ada beberapa saran yang di berikan oleh pendamping desa dengan mengunakan sistem padat karya tunai.
Baca Juga: Kisruh PPDB Jalur Zonasi, Komisi IV Minta Pemkot Bogor Fokus Pemerataan Sekolah
“Sehingga ada masukan dari pendamping desa bahwa ini bisa dilakukan dengan sistem padat karya tunai, tenaga pengangkat sampahnya yang kita upah menggunakan dana desa, tetapi tetap untuk truknya disediakan secara gratis oleh DLH,” jelasnya.
“Perjalanan ini masih panjang, sebab kesiapan tenaga kadang-kadang masyarakat sedang sibuk tidak bisa kita paksakan, DLH pun bukan hanya Bojonggede saja yang diperhatikan, masih ada desa-desa lain,” tambahnya.
Baca Juga: Ramai Jadi Temuan Ombudsman, Pemkab Bogor Verifikasi Ulang Penerima Huntap
Dede targetkan proses peralihan TPAS tersebut akan selesai pada akhir bulan ini dengan target pengangkutan dengan 30 truk dari DLH.
“Secara bertahap target kami 30 truk, yang sudah terangkat sebanyak 12 truk
Tahap kedua ini padat karya tunai, akhir bulan ini,” ujarnya.
Setelah dilakukan pengangkutan sampah Dede mengatakan bahwa tahap berikutnya di lakukan musyawarah kembali bersama para pemangku kepentingan di kawasan tersebut terkait peruntukannya.
“Target akhir bulan ini finis, selanjutnya tanah tersebut akan dimanfaatkan oleh dua lembaga, baik lembaga ketahanan pangan atau lembaga pendidikan,” tandasnya. (Devina Maranti)
