“Sebenarnya kami bisa cepat dalam hal perbaikan, cukup satu hari tidak perlu 3 hari. Tapi kendalanya tidak mungkin menggali atau membongkar track, itu pun kami harus melalui persetujuan PT KAI (untuk perbaikan),” ujar dia.
“Kami dua kali melakukan pertemuan dengan mereka (PT KAI), dan kami sampaikan pak kalau kita diamkan bahaya, karena air di bawah bisa sampai terkikis dan bisa amblas,” sambung dia.
Untuk melakukan perbaikan, dijelaskan Ardani, PT KAI meminta agar membuat jalur baru dengan teknik boring sepanjang 27 meter dengan kedalaman 3-4 meter.
“Iya jadi kita membuat menhol, di pinggir rel membuat menhol di ujung ke ujung rel, kita coba boring, dengan sistem manual. Alhamdulillah saat ini (perbaikan) sudah selesai. Pengairan juga sudah normal,” tukas Ardani Yusuf.
Namun demikian, ada hal yang perlu diinformasikan kepada masyarakat bahwa saat ini masih normalisasi dan masih mencoba untuk mengatur tekanan.
“Satu sisi dikurangi, dan disatu sisi yang di atas masih butuh tekanan yang cukup besar. Itu yang jadi polemik kita. saat ini kita tadi masih monitor bagaimana supaya di Gang Kosasih Cikaret (teraliri), artinya belum 100 persen,” pungkas Ardani Yusuf.***