METROPOLITAN.ID - Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengaku Pemerintah Kota Bogor fokus pada penanganan perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) yang masih terjdai di Kota Bogor.
Hal itu diungkapkan Dedie Rachim saat menerima tim Verifikasi STMB (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) Pilar 1 Tingkat Jawa Barat dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Provinsi Jawa Barat, belum lama ini.
Berdasarkan gambaran yang ada, kata Dedie Rachim, masih banyak pekerjaan rumah (PR) harus diselesaikan terkait perilaku BABS.
Baca Juga: Ini Alasan Jokowi Tunjuk Kepala Bapanas Arief Prasetyo jadi Plt Mentan Gantikan SYL
Ia mengusulkan agar intervensi dalam BABS di Kota Bogor tidak hanya berupa infrastruktur, tetapi juga dalam bentuk edukasi dan pemahamanan bagi masyarakat agar muncul kesadaran.
Sebab, kata dia, persoalan kesejahteraan sosial setelah didalami tidak hanya miskin secara fisik, tetapi juga mental.
“Saat paparan verifikasi hasil temuan di lapangan, terlihat rumahnya lumayan bagus dengan lahan yang cukup memadai, tetapi secara mentalitas masih semi, antara masyarakat perkotaan dengan agraris, khususnya di wilayah-wilayah tertentu," kata dia.
"Ini yang banyak kita jumpai, masih banyak gap mentality yang perlu didorong dengan berbagai cara,” imbuh Dedie Rachim.
Ia menjelaskan, dalam pendekatan tidak hanya terkait ODF, tetapi juga tentang perilaku serta mengajak pihak lain agar memberikan edukasi dari sisi lain.
Di antara pihak yang diusulkan adalah melibatkan MUI untuk menghadapi tantangan dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pembangunan perilaku dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang kotoran sembarangan.
Baca Juga: Kuasa Hukum Al-Irsyad Kota Bogor Yakin Majelis Hakim Tolak Eksepsi Dua Terdakwa
Dedie menambahkan, terkait data terpadu kesejahteraan sosial yang jumlahnya kurang lebih sekitar 611 ribuan jiwa, setelah didalami Pemkot Bogor berhasil menghapus data tersebut sebesar 16,22 persen dari yang masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat, R. Vini Adiani Dewi menjelaskan, kegiatan ini merupakan evaluasi dari verifikasi maupun validasi. Stop buang air besar sembarangan atau BABS merupakan indikator dasar pencapaian target lima pilar STBM. Tercatat hingga Maret 2023 sudah ada 9 daerah di Jawa Barat yang masyarakatnya dinyatakan terbebas BABS.