Ia paham sekali eforia masyarakat menyambut Bulan Suci Ramadan 1444 Hijriah ini. Apalagi jika mengingat selama tiga tahun ini, Presiden RI Joko Widodo mengeluarkan aturan atau kebijakan pembatasan akibat adanya pandemi Covid-19.
"Selama 3 tahun kita dirumah terus, saya merasakan eforia bulan Ramadan tahun ini. Kita semua bisa keluar tanpa pembatasan, anak-anak juga bisa jalan-jalan berkeliling. Pokoknya hati-hati lebih waspada saja," jelas Ananda Emira Moeis.
Dibandingkan melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak bermanfaat dan justru menjadi pemicu kegaduhan. Ia meminta anak-anak agar bisa mencoba kegiatan yang lebih bermanfaat dan positif.
Setiap RT dan karang taruna yang ada di 10 kabupaten/kota se-Kaltim bisa memberikan satu ide kreatif untuk membuat satu program yang dapat menarik perhatian anak-anak.
"Kalau main petasan, nanti-nantilah. Tidak usah main petasan, coba main bedug saja. Setiap RT bisa menggelar lomba bedug dan kegiatan positif lainnya yang anak-anak bisa senang. Jadi gak juga bikin sulut bencana," tukas Ananda Emira Moeis.
"Intinya yang positif agar anak-anak kita ini bisa mendapatkan ilmu tambahan. Saya dulu zaman kecil suka lomba bedug, mutar-mutar keliling bangunin warga sekitar sahur. Nah, kegiatan positif seperti ini akan meningkatkan kekeluargaan dan soliditas. Disitu juga ada semangat gotong-royongnya," sambung dia.***