politik

Ahmad Syaikhu Singgung Soal Perceraian saat Debat Pilgub Jabar 2024, Begini Kondisinya

Minggu, 17 November 2024 | 14:58 WIB
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar Ahmad Syaikhu - Ilham Habibie saat debat putaran kedua di Hotel Patra, Kabupaten Cirebon, Sabtu 16 November 2024. (Ist)

METROPOLITAN.ID - Calon Gubernur Jawa Barat Ahmad Syaikhu sempat menyinggung soal masalah perceraian di Jabar saat debat putaran kedua Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar di Hotel Patra, Kabupaten Cirebon, Sabtu 16 November 2024.

Ahmad Syikhu yang manu berpasangan dengan Ilham Habibie itu menarik perhatian luas dengan sorotannya terkait perceraian sebagai bencana sosial.

"Tanpa konsep Repeh (kerukunan atau kedamaian), kesejahteraan sosial akan terhambat. Bagaimana kita bisa menciptakan masyarakat yang sejahtera jika nilai-nilai harmoni itu runtuh?" Kata Syaikhu.

Baca Juga: Sering Dicap Arogan, Komunitas Pajero Gelar Penyuluhan Berkendara di Bogor

Tingginya Perceraian di Jawa Barat

Salah satu indikator rapuhnya harmoni sosial di Jawa Barat adalah tingginya angka perceraian.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi ini mencatat lebih dari 100.000 kasus perceraian pada tahun 2023.

Sebagian besar alasan perceraian adalah konflik rumah tangga dan faktor ekonomi yang berujung pada disintegrasi keluarga.

Fenomena ini bukan hanya persoalan individu, tetapi mencerminkan lemahnya fondasi nilai yang diajarkan di masyarakat.

Ahmad Syaikhu menyinggung pentingnya pemimpin sebagai teladan yang menjaga keutuhan nilai keluarga.

"Bagaimana harmoni bisa tercipta jika pemimpin justru meminta para suami menggugat cerai istrinya?" ungkap Ahmad Syaikhu.

Baca Juga: Gadis di Parung Jadi Korban Begal Payudara, Pelakunya diduga Pengendara Ojol

Pendekatan Program Pemimpin Sebelumnya

Ahmad Syaikhu menilai kebijakan pemimpin daerah sebelumnya cenderung fokus pada pembangunan fisik, seperti infrastruktur jalan, jembatan, dan fasilitas publik.

Meski pembangunan ini penting, namun ia menganggap pendekatan tersebut kurang menyentuh sisi sosial dan budaya masyarakat.

Program untuk memperkuat ketahanan keluarga atau harmoni sosial seringkali tidak menjadi prioritas.

Halaman:

Tags

Terkini