METROPOLITAN.ID - Kabar duka wafatnya IGK Manila, Gubernur Akademi Bela Negara Partai NasDem menyisakan kesedihan mendalam bagi Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki.
Bagi Ayep, sosok yang akrab disapa Opa Manila itu bukan sekadar tokoh senior partai, melainkan mentor, sahabat, sekaligus figur orang tua dalam perjalanan politiknya.
"IGK Manila untuk saya adalah sosok seorang guru dan orang tua yang sangat baik serta bijaksana. Beliau sering sekali memberikan saya support, baik wejangan maupun nasihat, terutama ketika saya mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI dulu," kata Ayep Zaki melalui sambungan telepon dengan suara bergetar pada Selasa, 19 Agustus 2025.
Ayep Zaki masih mengingat jelas bagaimana sosok Opa Manila selalu hadir di balik setiap langkah politiknya. Saat dirinya maju sebagai calon legislatif DPR RI dari Dapil IV Jawa Barat (Kota/Kabupaten Sukabumi), almarhum selalu menekankan agar ia tidak menyerah.
Meski akhirnya kalah dalam pemilu, IGK Manila tidak pernah memberi kritik pedas. Sebaliknya, ia memberi dorongan agar Ayep melanjutkan perjuangan lewat jalur pilkada. Dari situ, lahirlah ide agar Ayep mencalonkan diri sebagai kepala daerah.
"Waktu itu saya bilang kalau saya kalah di pileg, saya ingin maju di pilkada. Opa Manila langsung mengajak saya bertemu Pak Saan Mustopa untuk meminta izin. Dari situlah perjalanan saya berlanjut hingga akhirnya menang di pilkada dan menjabat sebagai Wali Kota Sukabumi. Semua itu tentu ada jejak dukungan besar dari beliau," kenangnya.
Bagi Ayep, kedekatan dengan IGK Manila melampaui sekadar urusan politik. Ia kerap bertemu hingga dua kali dalam sepekan untuk berdiskusi, baik santai maupun serius. Bahkan, keduanya sempat melakukan perjalanan bersama ke berbagai daerah.
"Bisa dibilang, orang Sukabumi yang paling dekat dengan almarhum itu saya. Dari 2022 lalu, kami sempat berkeliling ke banyak daerah. Saya pernah membawa beliau ke Jampang untuk panen raya kedelai, juga ke Papua, NTT, Bali, Semarang, hingga Tenjo Jaya Sukabumi untuk panen raya jagung. Itu pengalaman yang tak akan pernah saya lupakan," ucap Ayep.
Setelah resmi menjabat Wali Kota Sukabumi, Ayep kembali mendapat kesempatan berharga menerima kunjungan Opa Manila ke rumah dinasnya. Saat itu, keduanya berbincang panjang mengenai masa depan bangsa serta pengalaman hidup.
"Beliau sempat melihat saya sudah menjadi wali kota. Saya merasa, keberhasilan ini sebagian besar ada doa dan dukungan beliau," kata Ayep.
IGK Manila meninggal dunia di usia 83 tahun di RS Bunda Menteng, Jakarta. Sebagai Mayor Jenderal TNI Purnawirawan, ia dikenal memiliki dedikasi tinggi selama karier militernya, sekaligus aktif membina kader politik melalui Akademi Bela Negara Partai NasDem.
Kepergiannya menjadi kehilangan besar, bukan hanya bagi keluarga besar NasDem, tetapi juga bagi kader-kader muda yang pernah disentuh bimbingannya.
"Dengan kabar duka kepergian beliau, saya merasa sangat kehilangan. Opa Manila bukan hanya mentor politik, tapi juga sahabat terbaik saya. Beliau selalu ada di saat suka maupun duka," tutup Ayep. (sz)