METROPOLITAN.ID - Nama Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal belakangan menjadi pusat perhatian publik setelah komentarnya mengenai peran ahli gizi dalam program Menu Bergizi Seimbang (MBG) viral luas di media sosial.
Pernyataan yang dianggap meremehkan profesi ahli gizi itu langsung memantik kritik keras, terutama dari kalangan tenaga kesehatan dan pemerhati kebijakan publik.
Setelah gelombang kecaman berlangsung selama beberapa hari, Cucun akhirnya memberikan klarifikasi sekaligus menyampaikan permintaan maaf.
Ia menegaskan bahwa pernyataannya muncul dari diskusi yang berkembang dalam forum internal, bukan sikap merendahkan profesi ahli gizi.
Baca Juga: Dokter Ribut Gegara Kisah Rahim Copot, POGO Ingatkan Etik dan Profesionalisme
“Di forum berkembang ada usulan. Yang mengusulkan justru ahli gizi sendiri. Mereka tidak mau ada embel-embel kalau nanti mau mengubah istilah. Tapi kan itu tidak mungkin, sudah ada di perpres,” ujar Cucun.
Klarifikasi tersebut sedikit meredakan situasi, namun justru membuat publik ingin mengenal lebih jauh sosok Cucun, terutama latar politik, rekam jejak, hingga posisinya di parlemen.
Lahir di Bandung pada 8 November 1972, Cucun tumbuh dalam lingkungan pesantren, basis yang sangat kuat dalam kultur PKB. Karakter dan gaya politiknya banyak dipengaruhi tradisi keagamaan dan kultur grassroots.
Kariernya di DPR mengalami peningkatan signifikan. Ia telah terpilih tiga kali berturut-turut sebagai anggota DPR RI, sebuah capaian yang hanya dimiliki politisi dengan basis elektoral yang kuat.
Pada periode terbaru, ia bertugas di Komisi III, membidangi hukum, hak asasi manusia, dan keamanan, komisi yang kerap menangani isu-isu strategis negara.
Pada Pemilu 2024, elektabilitas Cucun melonjak drastis. Ia berhasil meraih 267.788 suara, sekaligus menjadi salah satu peraih suara tertinggi di daerah pemilihannya.
Lonjakan perolehan suara ini mencerminkan dua hal: solidnya basis massa PKB yang mendukungnya dan keberhasilan Cucun menjaga hubungan dengan konstituennya selama bertahun-tahun.
Angka itu pula yang kemudian mengantarkannya menduduki kursi Wakil Ketua DPR RI, posisi prestisius yang menempatkannya pada jajaran pimpinan tertinggi lembaga legislatif.