Partai Gerindra Kota Bogor sudah merilis tujuh nama kader yang maju pada bursa bakal calon walikota (cawalkot) Bogor pada Pilkada Serentak 2018. Dari ketujuh nama itu, salah satunya ada nama H Zenal Abidin. Lalu apa pandangan bakal cawalkot itu tentang isu kekinian, khususnya Kota Bogor?
Zenal adalah anggota DPRD Kota Bogor dari daerah pemilihan (dapil) Kecamatan Tanahsareal. Pria bertubuh ’mungil’ ini mulai tertarik pada dunia politik sejak lulus nyantri di Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Ulum, Bogor. Sejak itu Zenal mulai menaruh perhatiannya terhadap politik. Sampai akhirnya ia menjatuhkan pilihan ke Partai Gerindra sebagai perahunya menuju ’gedung rakyat’ di Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor.
Awalnya Zenal yang kini duduk di Komisi D DPRD Kota Bogor itu tidak menyangka bakal masuk radar kontestan Pilwalkot Bogor 2018. Ia lebih legawa jika seniornya yang maju lebih dulu sebagai cawalkot di pesta demokrasi lima tahunan itu. Sebab, Zenal sadar dirinya masih seperti buah yang baru ’mengkel’ di dunia politik. ”Kecuali ada perintah langsung dari Pak Probowo sebagai pimpinan partai tertinggi,” ujarnya saat ditemui di kantornya, kemarin.
Zenal pun mulai turun, mendekatkan diri dan memperkenalkan enam bakal cawalkot Gerindra lainnya ke masyarakat. Mulai dari diskusi tentang paradoks (pandangan berbeda dari kenyataan) tentang kondisi bangsa, khususnya Kota Bogor sampai kegiatan revolusi putih. Zenal menyatakan pada dasarnya pemerintah bisa membayar utang negara dengan ikan dan garam. Sebab, kekayaan sumber daya alam Indonesia melimpah.
Begitu pula dengan Kota Bogor. Menurut dia, daerah penyangga ibukota negara ini bisa lebih maju, asalkan kepala daerahnya visioner. Artinya, memiliki program yang jelas tentang peningkatan kesejahteraan masyarakat, kebersihan, pendidikan, transportasi, layanan publik dan pengembangan ekonomi kreatif. ”Kalau pemimpinnya seperti itu, saya yakin Kota Bogor bakal menjadi daerah yang bermartabat dan menjadi contoh bagi daerah lain,” tandasnya.
(fin/b/ram/py)