METROPOLITAN - Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang digadang-gadang bakal maju di Pemilihan Bupati (Pilbup) Bogor 2018 Didin Supriadin, mengapresiasi visi kabupaten termaju di Indonesia. Akan tetapi, dalam perjalanannya Didin menilai terdapat sejumlah sandungan dalam menyelesaikan penciri sebagai kabupaten termaju. Untuk itu, politisi Partai Demokrat ini
menggagas program pembangunan berkelanjutan untuk menyelesaikan PR tersebut. “Di usia ke-535, Kabupaten Bogor terus memantapkan diri ingin menjadi kabupaten termaju di Indonesia. Bupati Bogor Nurhayanti menjadi figur sentral tujuan ini meski dalam perjalanannya terdapat sejumlah sandungan. Salah satu yang kentara adalah pembangunan pasar rakyat di tujuh kecamatan,” kata Didin kepada Metropolitan, kemarin.
Di mata Didin, upaya Nurhayanti sejauh ini patut diapreasisi. Penggantinya nanti harus melanjutkan program tersebut dengan sejumlah catatan pembaharuan. Tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat Bogor. Menurutnya, secara prinsip program pembangunan menuju kabupaten termaju di Indonesia sudah sangat bagus. Namun kendala yang paling mencolok adalah keterbatasan anggaran dan wilayah Kabupaten Bogor yang begitu luas. “Bicara pembangunan berkelanjutan, semua sudah terukur dan terencana melalui perencanaan yang ada di pemerintahan. Jadi kemajuannya pun terukur. Tinggal evaluasi menyeluruh terhadap program ibu Bupati,” terangnya.
Peraih Doktor Ilmu Pemerintahan ini melanjutkan, dokumen resmi pembangunan pemerintah dituangkan mulai dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yang diturunkan melalui program lima tahunan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Selanjutnya diturunkan lagi dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) satu tahunan yang termaktub dalam KUA PPAS dan APBD. “Jadi sebenarnya semua itu sudah terencana, sistematis dan terukur. Kalau dikerjakan dengan baik, tentu akan berhasil. Tidak ada alasan lagi bicara kegagalan,” ujar Didin yang sudah dua periode duduk di kursi DPRD Jabar.
Didin menuturkan, program pembangunan harus berbanding lurus dengan kepemimpinan. Jangan sampai, setiap pergantian pemimpin, kebijakan pun berubah seenaknya. Jika demikian, Didin meyakini pembangunan di Bumi Tegar Beriman tidak akan beres. “Karena itu, para kontestan yang maju di Pilbup Bogor 2018 harus melanjutkan program kepemimpinan sebelumnya. Yang bagus dilanjutkan dan yang kurang bisa diperbaiki. Kalau fokus ke situ Insya Allah Kabupaten Bogor pasti akan jauh lebih baik,” yakin Didin.
Didin menyontohkan, capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bogor masih di papan tengah dari 27 kota/kabupaten se-Jabar. Perlu pemimpin yang punya gagasan dan terobosan baik di bidang infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan lainnya untuk bisa tembus ke-10 besar. “Tinggal terobosannya disesuaikan dengan kondisi masyarakat Kabupaten Bogor agar lebih tepat guna,” bebernya.
Terkait pencalonannya, Didin merasa bersyukur dan beruntung karena mendapat dukungan serta respons positif dari banyak pihak, khususnya keluarga. Sebagai bentuk kesiapan, dirinya intens membangun komunikasi politik dengan partai lain untuk membangun kekuatan bersama dan membentuk poros baru. Harapannya, poros baru ini menjadi alternatif dan menambah dinamis situasi politik di Kabupaten Bogor. “Alhamdulillah dua periode di DPRD Provinsi menjadi modal politik. Komunikasi politik saya dengan partai lain sudah terbangun, tanpa terkecuali dan sangat memungkinkan membangun poros baru tersebut,” kata Didin.
Jika terpilih nanti, Didin memiliki asa tinggi membesarkan tanah kelahirannya. Sebagai penyangga Ibu Kota Negara, Didin ingin Kabupaten Bogor mampu mengimbangi. “Saat berkunjung ke China 4-12 Mei lalu dengan pak gubernur, kami melakukan kerja sama infrastruktur pendidikan, kesehatan, pariwisata dan lainnya dengan empat provinsi dan kota di sana. Ini bisa ditularkan ke Kabupaten Bogor,” harapnya.
(fin/b/ram/dit)