METROPOLITAN - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Golongan Karya (Golkar) Kota Bogor memutuskan berkoalisi di pilwalkot Bogor 2018. Koalisi ini diklaim sebagai poros yang akan melawan petahana, Bima Arya, di pesta demokrasi warga Kota Bogor lima tahunan tersebut. Deklarasi ini berlangsung di Sekretariat DPC PDIP Kota Bogor di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kecamatan Tanahsareal, kemarin.
Ketua DPC PDIP Dadang Danubrata mengatakan, kesepakatan ini diambil sesuai perintah DPD untuk melakukan koalisi di Kota Bogor setelah PDIP tidak mendapat kepastian dari petahana. “Ini instruksi dari DPP dan DPD kami. Alhamdulillah, setelah kita berkomunikasi dengan Golkar, kita setuju melakukan koalisi. Minimal ini koalisi partainya dulu yang sepakat maju bersama, tinggal nanti kita bicarakan calonnya,” kata Dadang.
Ketika disinggung soal daerah sudah berani menyatakan sikap berkoalisi, Dadang mengatakan bahwa kesepakatan tersebut sesuai konstelasi yang terjadi di Jawa Barat (Jabar). Sebab, menurut pengamatannya, PDIP dan Partai Golkar akan melakukan koalisi di Jabar. Bisa dikatakan sudah mencapai 95 persen. “Saya kira hanya keajaiban saja yang bisa mengubah itu, sehingga kita yakinkan konstelasi ini akan diturunkan ke DPC se-Jabar,” ucapnya.
Dadang juga mengaku tak menutup pintu untuk parpol lain yang ingin bergabung dengan koalisi yang baru dibentuk ini. Namun mungkin yang baru bergabung sifatnya hanya sebagai pendukung, karena dari kesepakatan yang sudah dibuat calon yang akan dimajukan dari PDIP dan Partai Golkar Kota Bogor. “Kita masih terbuka. Kita juga targetnya koalisi besar, karena semakin banyak yang bergabung bisa berkerja sama dengan kita. Intinya kita sudah siap melawan petahana, artinya sudah menutup pintu dengan partai petahana,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua DPD Partai Golkar Kota Bogor Tauhid J Tagor. Menurut Tagor, dalam pilwalkot Bogor 2018 Golkar harus mengambil sikap cepat dan tepat. Sehingga, ia berpikir sudah saatnya partai berlambang beringin mengambil sikap dan langkah untuk menghadapi pilkada serentak 2018. “Kita punya integritas dalam hidup ini, makanya kita mengambil langkah ini (deklarasi). Kita juga sudah berkomunikasi dengan DPD Jabar, pak Dedi Mulyadi pun sudah mengetahui kita melakukan pertemuan ini,” katanya.
Disinggung kapan deklarasi akan dilakukan, Tagor mengaku menghargai proses yang masih berjalan di PDIP Kota Bogor. Sehingga, ia akan menghormati proses yang ada untuk diselesaikan. “Saat ini kan di PDIP belum mengkerucut calon yang akan diusung. Sehingga kita hormati proses yang ada di mereka. Mungkin satu atau dua hari ini sudah ada keputusan dari mereka dan setelah itu kita langsung deklarasi,” ucapnya.
Tagor berharap setelah kesepakatan berkoalisi ini diputuskan, baik PDIP dan Partai Golkar dapat mengajak partai lain bergabung dalam koalisi melawan petahana. Sehingga, koalisi yang dibentuk nanti memiliki porsi koalisi besar atau banyak partai. “Apa pun namanya koalisi ini, yang penting kita sudah siap untuk melawan petahana. Hasil itu Tuhan yang menentukan. Kalau kita berjuang saja karena namanya juga kompetisi. Kemungkinan koalisi besar, apalagi PDIP sudah bertemu dengan beberapa parpol,” tutupnya. (rez/b/ram/run)