METROPOLITAN - Isu Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) sangat kental terasa saat pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta, beberapa waktu lalu. Bahkan, isu semacam ini diprediksi akan terus diciptakan hingga pemilihan presiden (pilpres) 2019, termasuk di pilkada Kabupaten Bogor 2018. “Hasil pengawasan teman-teman pegiat pemilu di Jakarta, isu SARA akan terus diciptakan sampai pemilihan legislatif (pileg) dan pilpres. Ini akan terjadi di semua daerah di Indonesia termasuk Kabupaten Bogor,” kata Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih Rakyat (JPPR), Yusfitriadi, kemarin.
Menurut lelaki yang akrab disapa Kang Yus ini, kondisi tersebut terjadi lantaran pilkada merupakan batu loncatan atau kesempatan untuk menaruh patok-patok demi pemenangan pilpres 2019. Sehingga, semua elite politik memiliki kepentingan di pilkada dan akan ada banyak cara yang dilakukan untuk memuluskan calon-calonnya. “Lompatannya ya pilkada. Oleh karena itu, indikasinya jelas. Semua elite politik di Jakarta memiliki kepentingan di pilkada. Akan banyak kekuatan yang bersaing, termasuk yang tetap menggunakan isu SARA,” paparnya.
Secara geografis, posisi Kabupaten Bogor memang berdampingan dengan wilayah DKI. Sebelumnya, Kodim 0621 Kabupaten Bogor menegaskan siap membantu kepolisian dan pemerintah Kabupaten Bogor mengamankan jalannya pilkada serentak 2018. Bahkan, mereka telah menyiapkan tim khusus untuk memburu penyebar isu sara atau berita hoax yang bermaksud mengganggu stabilitas kemanan di Bumi Tegar Beriman.
Dandim 0621/Kabupaten Bogor Letkol Inf Fransisco mengatakan, pihaknya telah memiliki tim IT untuk membantu kepolisian memburu penyebar hoax. Sebab berkaca pada pilkada di DKI dan wilayah lain sebelumnya, ada saja pihak yang kerap kali menggunakan isu SARA dan berita hoax untuk memecah belah masyarakat. “Kalau ada yang menyebar isu SARA atau berita hoax, kami akan cari siapa yang menyebarnya, kita cari sama-sama. Kami juga sudah memiliki tim IT untuk membantu memburu penyebar hoax,” tegas Fransisco. (fin/b/ram/run)