METROPOLITAN - Bakal calon (balon) Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar, mengaku bersyukur elektabilitasnya menanjak setelah berpasangan dengan Dedi Mulyadi. Menurutnya, hasil sementara ini menjadi modal penting untuk merengkuh kemenangan di pilgub Jabar 2018. “Alhamdulillah, rezeki anak soleh,” kata Deddy, kemarin. Menurut Demiz sapaan Deddy Mizwar, berpasangan dengan Dedi Mulyadi merupakan keuntungan besar. Sebab, sambung dia, bupati Purwakarta tersebut bisa melengkapi kekurangannya dalam mengarungi kontestasi pilgub Jabar tahun ini. “Kenaikan elektabilitas ini karena kita saling melengkapi. Kenyataannya seperti itu, saya syukuri,” ucap dia.
Dari data Instrat, masih ada 45 persen pemilih yang belum menentukan sikap di pilgub Jabar ini. Namun diperkirakan hanya sekitar 8 persen potensi suara yang bisa diperebutkan bila berkaca pada pilgub Jabar 2013 dengan angka golput 37 persen. “5 tahun lalu 37 persen golput. Jadi kira-kira ada 8 persen lagi yang bisa dikejar. Kita upayakan 50 persennya bisa diambil,” imbuhnya. Demiz menambahkan, situasi ini sangat menguntungkan pasangan yang memiliki jargon Dua DM (Deddy - Dedi). Sebab sejauh ini ia belum melakukan pergerakan atau sosialisasi kepada masyarakat karena terganjal jabatan yang saat ini diemabnnya. “Saya belum kerja apa apa. Gambar saya gak ada, poster enggak ada. Selama ini belum sosialisasi karena masih bekerja jadi wakil gubernur. Saya yakin menang karena belum gerak aja hasilnya udah sama (seimbang),” tutup Demiz.
Sebelumnya, Instrat merilis hasil survei opini publik jelang pilgub Jabar 2018. Hasilnya, elektabilitas Ridwan Kamil pada 2016 dan 2017 meraih 28 persen dan Uu hanya 1 persen. Namun ketika dipasangkan Elektabilitas Ridwan-Uu menurun ke angka 25,6 persen. Berbeda dengan pesaingnya, Deddy Mizwar mengalami kenaikan elektabilitas setelah berpasangan dengan Dedi Mulyadi sebesar 24,1 persen. Padahal, Deddy Mizwar pada 2016 dan 2017 14 - 15 persen sedangkan Dedi Mulyadi hanya 8 persen.
(de/ram)