Ketua Bidang IT, Humas dan Kerja Sama Antarlembaga SLW Ahmad Fahir menambahkan, secara organisasi, rumah besar para insan seni dan budaya Sunda ini berprinsip netral dalam Pilkada. SLW menghargai apapun pilihan masyarakat Bogor. Diharapkan semua paslon pemimpin Bogor dapat bekerja sama dengan SLW dalam merumuskan agenda besar pembangunan budaya Sunda ke depan.
Fahir mengutarakan, pada 2017, UNESCO sudah menetapkan Indonesia sebagai negara adidaya pada bidang budaya. Sedangkan Bogor merupakan akar dan ibu kandung peradaban Nusantara, yang memiliki 300 lebih situs cagar budaya. "Kami berharap semua paslon bupati dan wali kota peduli budaya. Bogor merupakan situs penting peradaban Nusantara. Selama ribuan tahun Bogor menjadi ibukota Kerajaan Sunda, yang menjadi cikal bakal dari semua kerajaan di bumi Nusantara," papar Fahir.
Sementara itu, pegiat budaya Ki Gatut Susanta didaulat menjadi ketua pelaksana diskusi publik dengan 9 paslon bupati dan wali kota Bogor. Ia mengaku akan bekerja sama dengan KPUD baik Kota maupun Kabupaten Bogor. "Kegiatan diskusi publik akan digelar bulan April. Kami akan konsultasi dengan KPUD, untuk kerja sama dan menyesuaikan waktu kosong kampanye," ungkap Gatut yang juga mantan Wakil Ketua DPRD Kota Bogor.
Gatut mengajak agar semua komunitas seni budaya dan berbagai elemen masyarakat Bogor bersinergi dalam pelestarian budaya Sunda di bumi Prabu Siliwangi. "Kami mengajak semua pihak guyub membumikan budaya Sunda, karena hakekatnya masyarakat adalah faktor terpenting pelestarian budaya," kata Gatut.
(*/els)