Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jabar Dadan Ramdan mengatakan, dari semua kandidat di pemilihan gubernur (pilgub) Jabar, dirinya belum melihat para calon menyosialisasikan program pemulihan lingkungan. Di tingkat kota/kabupaten pun sama, isu lingkungan belum menjadi satu isu prioritas yang kemudian disikapi melalui program-program pro lingkungan.
Menurut Dadan, tren bencana lingkungan seperti longsor, banjir dan pergerakan tanah semakin meningkat setiap tahunnya dan Kabupaten Bogor termasuk di dalamnya. Namun, sensitivitas calon terhadap isu kerusakan lingkungan masih sangat lemah. Padahal, pemulihan lingkungan dan pengurangan risiko bencana akan menjadi PR pemerintah ke depannya. “Saya tidak tahu apakah para calon tidak peka atau memang menganggap isu lingkungan tidak penting. Kalau mereka menganggap tidak penting, kami mengimbau masyarakat untuk tidak memilih para calon yang tidak pro lingkungan,” katanya kepada Metropolitan, kemarin.
Dadan menegaskan, para calon harus memiliki agenda pemulihan lingkungan dalam program yang mereka usung. Sebab, seluruh wilayah Jabar sudah mengalami kerusakan akibat kesalahan pembangunan selama 40 tahun ke belakang karena salah urus ruang dan wilayah. Para calon juga diminta berani memberikan anggaran untuk pemulihan lingkungan hidup dan pengurangan risiko bencana sebagai komitmen mereka. Sebab, anggaran untuk pemulihan lingkungan masih sangat kecil.
“Semua kandidat yang terpilih nanti punya mandat untuk menyusun RPJMD. Kami mendesak program perlindungan lingkungan masuk ke RPJMD dan masuk instrumen kebijakan RTRW. Jadi kalau dalam RTRW masih membuka peluang terjadinya kerusakan lingkungan, maka seharusnya ada di revisi,” harap Dadan.
Selain itu, Dadan menganggap pemulihan lingkungan tidak berarti membatasi investor yang masuk. Investasi lingkungan justru akan mendorong pertumbuhan. Sebab jika wilayahnya sudah rusak dan rawan terjadi bencana seperti banjir dan longsor, akan beribas terhadap laju ekonomi. “Sebetulnya kita tidak antipembangunan. Investasi bisa didorong ke arah yang pro lingkungan. Misalnya investasi pariwisata yang ramah lingkungan, investasi pembangunan hutan dan pertanian sehingga tidak banyak alih fungsi lahan. Investasi justru akan baik ketika lingkungannya sehat,” tandasnya. (fin/c/els/run)