Minggu, 21 Desember 2025

Dadang Janjikan Satu Pelaku UMKM Dijatah Rp2 Juta

- Jumat, 16 Maret 2018 | 09:13 WIB

-

METROPOLITAN - Calon wali kota Bogor nomor urut empat Dadang Iskandar Danubrata menjanjikan bantuan kepada para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bogor sebesar Rp2 juta per tahun. Janji ini diutarakan pendamping Sugeng Teguh Santoso itu saat kampanye di Kampung Cikaret, RT 01/07, Kelurahan Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, kemarin.

Saat blusukan di masa kampanye, Dadang dicurhat masyarakat yang ingin berusaha tetapi tidak mempunyai modal. Usaha yang diinginkan mereka pun sifatnya masih industri rumahan atau warung kelontong. “Jadi mereka ini mengharapkan bantuan dari pemerintah untuk membuat usaha. Tetapi saya melihat bantuan yang diberikan pemerintah ini tidak manusiawi. Karena yang saya dengar, bantuan per tahunnya untuk satu pelaku UMKM hanya Rp100.000. Bayangkan, mau dipakai untuk apa? Sedangkan mereka saja menunggunya sampai satu tahun. Harusnya pemerintah melihat kesesuaian anggaran yang diberikan kepada para pelaku UMKM,” katanya.

Dengan begitu, usul Dadang, jika dirinya kelak dipercaya memimpin Kota Bogor, pihaknya akan membuat aturan yang mana keberpihakan kepada para pelaku UMKM itu cukup besar. Sebab, bantuan yang diberikan ini pun untuk mengurangi pengangguran di wilayah-wilayah. Tak menutup kemungkinan juga jika usaha mereka berkembang, mereka bisa menampung tenaga kerja baru sehingga mengurangi angka pengangguran di Kota Bogor. “Kita akan menambah jumlah nominal untuk pelaku UMKM itu minimal Rp2 juta per tahun. Ditambah melalui program Rp50 juta per RT,” terangnya.

Dadang menjelaskan, program Rp50 juta per RT itu bukan tidak mungkin bisa membantu perekonomian masyarakat Kota Bogor. Sebab, anggaran itu dialokasikan untuk tiga hal. Pertama untuk pembangunan di tingkat RT seperti pengerjaan fisik, kedua pengembangan ekonomi dan terakhir bantuan sosial seperti korban bencana alam, kebakaran hingga peringatan hari besar keagamaan. “Jadi nanti masing-masing RT yang akan mengaturnya. Porsinya itu 60 persen untuk pembangunan, 30 persen pengembangan ekonomi dan 10 persen bantuan sosial,” ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Dadang juga mendapatkan keluhan dan harapan lain dari warga Kelurahan Cikaret. Di antaranya kaitan pendidikan di Kota Bogor yang dirasa masih mahal. Lalu kesehatan masih susah diakses warga kurang mampu, khususnya kaitan rawat inap karena keterbatasan tempat perawatan. Kemudian lapangan pekerjaan yang masih sulit sehingga masih banyak pemuda yang menganggur. Serta bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang tidak tepat sasaran. Artinya ada beberapa rumah yang harusnya diutamakan, sedangkan kenyataan malah yang lain yang diutamakan.

(rez/b/els/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X