Senin, 22 Desember 2025

Pasang Target Kursi DPRD, PPP Nunggu Mukercab

- Jumat, 6 Juli 2018 | 10:13 WIB

-
METROPOLITAN - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Bogor belum berbicara target perolehan kursi DPRD Kabupaten Bogor di pemilihan legislatif (Pileg) 2019. Sebab, partai berlambang Kakbah ini masih mengawal proses Pilkada yang sebentar lagi memasuki tahap akhir. Target Pileg 2019 akan dibahas saat Musyawarah Kerja Cabang (Mukercab) nanti. Sekretaris DPC PPP Kabupaten Bogor M Romlu mengatakan, untuk Pileg, PPP sedang menyiapkan caleg-caleg berkualitas yang akan diusung nantinya. Yang jelas, dengan bertambahnya jumlah kursi DPRD Kabupaten Bogor dari 50 menjadi 55 kursi, PPP ingin memperoleh hasil maksimal. "Nanti di Mukercab akan kami tentukan (target kursi, red). Karena sekarang jumlah kursi anggota DPRD itu kan 55. Kita mau target berapa sesuai dengan hitungan kalkulasi yang matang dulu," kata Romli. Selain itu, Romli juga belum memastikan berapa persentase calon anggota legislatif dari kader PPP dan di luar kader. Yang jelas, ada sejumlah parameter yang harus dimiliki bakal calon anggota legislatif (bacaleg) seperti dedikasi, loyalitas dan lainnya. Saat ini sendiri, Romli mengaku bacaleg yang mendaftar ke PPP sudah melebihi kuota. "Kami juga melihat kesiapan para bacaleg itu sendiri. Sebab yang menentukan adalah ikhtiar dari masing-masing calon. Sehebat apapun partai melakukan pemetaan, tapi calonnya tidak optimal, maka hasilnya pun tak maksimal. Kami sudah merancang nama-namanya namun belum final karena masih ada syarat yang belum terpenuhi seperti kurangnya kuota perempuan dan lainnya," terangnya. Meski demikian, soal kekurangam kuota minimal 30 persen untuk perempuan hanya ada di beberapa daerah pemilihan (dapil) saja. Kondisi ini juga terjadi lantaran PPP tidak ingin mencalonkan orang sembarangan. Dalam dua hari ke depan, dirinya yakin kekurangan kuota perempuan ini akan terpenuhi. Selain itu, di Pileg 2019 nanti ada beberapa segmentasi yang coba dipetakan PPP untuk meraih suara maksimal di Bumi Tegar Beriman. Diantaranya bagaimana calon mampu melakukan kontestasi di wilayahnya dengan melihat ketokohannya. Sebab, sehebat apapun partai, jika calon kurang diterima masyarakat maka hasilnya pun tidak akan maksimal. "Ketokohan menjadi salah satu kata kunci. Sehingga bisa dipetakan satu dapil bisa menampung berapa calon. Kalau Pileg itu kan hak setiap warga negara untuk berkontestasi. Jadi kita tidak bisa memprioritaskan mana yang harus jadi dan mana yang tidak. Setelah masuk ke KPU, maka ikhtiarnya diserahkan kepada calon," pungkas Romli. (fin/b/sal)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

X