Minggu, 21 Desember 2025

Parpol Dinilai Gagal Membangun Kader

- Senin, 30 Juli 2018 | 09:34 WIB

METROPOLITAN - Pemilihan legislatif (pileg) 2019 di Kota Bogor banyak memunculkan bakal calon anggota legislatif (bacaleg) dari nonkader yang mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Tak hanya itu, banyak kader yang maju pindah partai dan kembali maju di pileg. Jika ini benar terjadi, partai-partai politik dinilai gagal membangun kader-kader potensial. Hal itu disampaikan pengamat politik Yusfitriadi. Kang Yus, sapaan akrabnya, sangat menyayangkan jika ada bacaleg yang maju di pileg bukan orang dari kader partai. Apalagi kader yang pindah partai karena tidak sinkron dalam tubuh partai itu sendiri. Saat ini masih ada problem besar dalam demokratisasi internal partai, minimal ada dua problem yang masih belum tuntas pada demokratisasi internal parpol. Pertama, orientasi kekuasaan lebih dominan dibandingkan orientasi fungsi dan peran kepartaian. Sama-sama diketahui bahwa orientasi parpol hari ini yang ada di pikiran semua pengurus parpol bagaimana meraih kursi sebanyak-banyaknya dan menjadikan kepala daerah sebanyak-banyaknya, dengan mengabaikan fungsi kaderisasi, peran penguatan demokrasi pada kelembagaan parpol, fungsi aspiratif terhadap aspirasi masyarakat. “Sehingga yang terjadi adalah siapa pun yang bisa meraih suara lebih banyak dialah yang akan diusung jadi caleg. Tidak peduli kapasitas politik, proses pengaderan di parpol. Bahkan ukuran material dan populis saja terkadang yang dijadikan ukuran,” ujar Yus. Kedua, sambungnya, budaya feodal di tubuh parpol. Saat ini ketua-ketua parpol, terutama di tingkat pusat, masih memegang kendali tunggal atas semua kebijakan parpol. Bahkan pengurus lain seakan tidak bisa berdaya apa pun untuk membangun kritik ataupun masukan yang kontruktif. Bahkan ada salah satu parpol tidak melalui musyawarah dalam menentukan ketua dan pengurus parpolnya, mereka langsung ditunjuk ketua DPP. Sehingga kondisi ini jauh dari visi parpol yang selalu mengelu-elukan demokrasi. “Kita harap pengaderan di partai bisa optimal sehingga bisa melahirkan calon pemimpin yang ideal bagi partai dan masyarakat,” katanya. Terpisah, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor Dadang Iskandar Danubrata mengaku kontestan yang diusung PDI Perjuangan hampir 95 persen kader PDI Perjuangan tidak ada dari luar. Untuk pengaderan di tubuh PDI Perjuangan berjalan dengan baik, sedangkan dua orang lain yang maju di pileg 2018 yakni tokoh masyarakat yang satu ideologi dengan PDI Perjuangan dan sudah berjuang bersama, khususnya di pilwalkot 2018. Di pileg 2019, PDI Perjuangan selalu mengutamakan kadernya yang akan maju sebagai bacaleg. “Kita optimis bisa meraih 12 kursi di pileg 2019 dan mempertahankan kursi ketua DPRD Kota Bogor,” pungkasnya. (ads/b/sal/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X