METROPOLITAN - Ketua DPW PPP Jawa Barat (Jabar) Ade Yasin menilai kontestasi pemilihan legislatif (pileg) 2019 berbeda dengan pilkada. Di pileg, pesona calon anggota legislatif (caleg) yang menjadi kunci kemenangan. Partai hanya mengawal dan memastikan semua mesin bekerja maksimal. “Pileg itu pesonanya ada di caleg. Partai sudah berusaha secara maksimal untuk memanaskan mesin dan mesin sudah bekerja. Tinggal bagaimana caleg mempertahankan suara-suara, tinggal pesonanya saja yang dimaksimalkan,” kata Ade Yasin saat menghadiri Rapat Koordinasi Cabang (Rakorcab) dan Bimbingan Teknis Caleg PPP Kota Bogor di Onih Hotel, Bogor Tengah, Minggu (7/10). Menurut Ade Yasin, caleg yang diminati dan dipercaya bisa mewakili masyarakatlah yang akan terpilih nantinya. Untuk itu, perempuan yang terpilih menjadi bupati Bogor periode 2018-2023 ini meminta seluruh caleg memaksimalkan geraknya. “Sebetulnya mereka yang diminati dan dipercaya bisa mewakili masyarakatlah yang akan terpilih. Partai hanya tinggal mengawal dan mengawasi,” terangnya. PPP Kota Bogor sendiri menargetkan mampu meraih sepuluh kursi di DPRD Kota Bogor untuk merebut kursi ketua DPRD. Bagi Ade Yasin, kekalahan PPP Kota Bogor di pilkada 2018 lalu tidak menjadi kendala, malah menjadi pemicu untuk terus bergerak. “Saya apresisasi ketika Pak Zainul (ketua DPC PPP Kota Bogor, red) pertama turun di pilkada Kota Bogor sudah di angka 30 persen. Ini cukup tinggi, sekarang tinggal dimaksimalkan agar 70 persen suara bisa diamankan,” tegas Ade Yasin. Untuk itu, Ade Yasin menilai PPP Kota Bogor hanya perlu memetakan kembali kekuatan di 2018. Dengan begitu, semua tidak perlu bergerak dari nol untuk merebut simpati masyarakat. “Kita tinggal memetakan dari hasil pemetaan sebelumnya, tinggal melanjutkan. Jadi tidak perlu dari ulang untuk mengambil simpati masyarakat. Saya juga berpesan kepada para caleg agar bertarung secara sehat, menjadi baik dan menjadi panutan masyarakat,” pungkasnya. (fin/c/yok/run)
