Senin, 22 Desember 2025

Maruarar: Kaum Milenial Wajib Jaga Integritas

- Jumat, 9 November 2018 | 07:38 WIB
fadli/metropolitan
fadli/metropolitan

METROPOLITAN - Politisi PDI Perjuangan, Maruarar Sirait, yang juga sebagai caleg DPR RI dari Dapil Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur, hadir dalam acara Milenial Fest di Jakarta  TheaterJakarta, kemarin.

Acara ini digagas aktivis milenial dan dihadiri ribuan peserta dari para ketua OSIS se-Jakarta dan aktivis mahasiswa dari kelompok Cipayung.  Pada sambutannya, Maruarar mengaku bangga dengan aktivis yang kritis, yang memegang teguh idealismesaat di jalanan. Namun tentu saja ketika aktivis tersebut masuk ke dunia politik, parlemen atau dunia profesionalisme lain, maka idealisme tersebut harus terus dijaga.

”Karena memegang teguh idealisme di ruangan ber-AC dengan pakaian berdasi, tak lebih mudah dibanding memegang teguh idealisme di jalanan. Akan banyak godaan. Dan ketika tahan godaan, baik di jalanan atau di ruang ber-AC, baru itu bagus,” kata Maruarar yang disambut tepuk tangan ribuan hadirin. Kepada anak-anak muda, Maruarar juga berpesan untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Persatuan dan kesatuan tersebut juga harus diutamakan dan didahulukan ketika masuk ke galanggang politik. ”Kita tak boleh lagi main dengan isu SARA,” ucapnya. Tak hanya itu, Maruarar juga mengajak anak-anak muda yang masuk dunia politik untuk mengambil ruang yang menantang.

Bukan ruang yang  nyaman dengan terus-menerus mencari posisi aman. ”Saya kini di Cianjurdan Bogor. Dengan nomor urut terakhir, ini tantangan baru bagi saya,” imbuh Maruarar. Sekadar diketahui, politisi PDI Perjuangan itu sudah 15 tahun menjadi anggota DPR. Maruarar masuk ke parlemen pertama kalinya pada usia 34 tahun pada 2004.

”Di periode pertama, perolehan suara saya 30 ribu. Di periode kedua, 100 ribu dan di periode ketiga 130 ribu. Artinya kalau kita bisa jaga kepercayaan rakyat, maka kita akan dipercaya rakyat,” tuturnya.

Di depan ribuan peserta, Maruarar juga mengaku pernah ditanya KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, kenapa bisa mendapat suara terbesar di Daerah Pemilihan Subang, Majalengka dan Sumedang, yang 99 persen beragama Islam dan 95 persen bersuku Sunda. Sementara Maruarar Sirait sendiri berasal dari Batak dan beragama Kristen.

”Saya jawab, ’Gus, saya temukan Islam yang bersahabat, terbuka dan cinta perdamaian. Dan akhirnya saya terpilih’. Saya sampaikan apa adanya. Saya 15 tahun di sana. Ratusan kali saya masuk musala, masjid, Islamic Center di mana saya rasa aman dan nyaman,” tandas Maruarar. (rez/sal/ run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X