METROPOLITAN – Meski pemilu 2019 masih tiga bulan lagi, partai politik (parpol) pemenangnya sudah bisa diprediksi. Survei yang dilakukan Lembaga Riset Publik (LRP) menunjukkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memperoleh elektabilitas tertinggi dibandingkan partai politik lain, yaitu sebesar 31,2 persen. Setelah PDIP, Partai Gerindra berada di posisi kedua dengan elektabilitas 17 persen. ”Kami menanyakan kepada responden, jika pemilu anggota legislatif dilakukan hari ini, partai politik mana yang dipilih? Hasilnya sebanyak 31,2 persen memilih PDIP,” kata Direktur Riset LRP Arvan Maulana dalam konferensi pers di Jakarta, kemarin. Arvan menjelaskan alasan pemilih menentukan pilihannya terhadap PDIP karena partai tersebut dianggap berpihak pada rakyat kecil atau sebesar 23,8 persen. Arvan mengatakan, Partai Gerindra menduduki urutan kedua dengan elektabilitas sebesar 17 persen, diikuti Partai Golkar di posisi ketiga dengan 7,2 persen. ”Gerindra dan Golkar dianggap memiliki visi, misi dan program yang bagus atau sebesar 26,5 persen,” ujarnya. Di posisi keempat dan kelima adalah Partai Demokrat dan PKB dengan elektabilitas masing-masing 5,3 persen. Ia mengatakan, Partai Demokrat dipilih karena pemilih suka dengan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan PKB dipilih karena dianggap mewakili kepentingan umat Islam. Elektabilitas parpol lainnya adalah Partai NasDem (3,3 persen), PKS (3 persen), PAN (2,9 persen), PPP (2,8 persen), PBB (2,5 persen), Hanura (1,9 persen), Partai Perindo (1,5 persen), PSI (1,2 persen), PKPI (0,8 persen), Partai Berkarya (0,5 persen) dan Partai Garuda (0,4 persen). Selain itu, menurutnya, survei LRP juga menemukan fenomena bahwa PDIP menjadi parpol yang mengalami kenaikan paling signifikan, yaitu 2,7 persen dalam dua bulan terakhir, yaitu dari 28,5 persen pada Oktober 2018, menjadi 31,2 persen pada Desember 2018. ”Parpol kedua yang juga mengalami peningkatakan adalah PBB mencapai 1,2 persen, yaitu dari 1,3 persen pada Oktober 2018 menjadi 2,5 persen pada Desember 2018,” katanya. Arvan menjelaskan parpol lain tren kenaikannya di bawah 1 persen. Ia menyebutkan empat parpol yang justru mengalami penurunan elektabilitas yaitu Gerindra, PKB, Partai NasDem dan Perindo. Survei tersebut melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi di Indonesia yang telah memiliki hak pilih dengan teknik ’multistage random sampling’. ’Margin of error’ survei tersebut diperkirakan kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan pengumpulan data lapangan dilakukan pada pekan keempat Desember 2018. Survei LRP juga menunjukkan ada tiga parpol yang mengandalkan kekuatan figur ketua umum dalam menggaet pemilih pada pemilu legislatif 2019. Tiga parpol itu adalah Gerindra, Demokrat dan Partai Bulan Bintang (PBB). Faktor figur menjadi alasan utama pemilih memilih ketiga parpol tersebut, mengalahkan sembilan faktor lainnya yang disurvei lembaga Menurutnya, sebanyak 35,6 persen pemilih memilih Partai Gerindra karena faktor figur Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan hanya 26,5 persen yang memilih partai tersebut karena visi, misi dan program yang bagus. ”Di Partai Demokrat, 35,7 persen pemilih memilih partai itu karena faktor ketum dan 16,1 persen memilih karena faktor visi, misi dan program yang bagus,” ujarnya. Untuk PBB, menurutnya, 41 persen memilih karena kesukaan terhadap figur Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra dan hanya 12,2 persen memilih karena faktor visi, misi dan program yang bagus. (rol/els/run)