METROPOLITAN - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau para pengurusnya bersikap netral dalam menghadapi pemilu 2019, baik pemilihan legislatif (pileg) maupun pemilihan presiden (pilpres) pada April 2019. Imbauan tersebut berdasarkan arahan Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin dalam rapat dewan pimpinan MUI pada Selasa (8/1). Dalam keterangan tertulisnya, Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas menjelaskan, arahan Ma’ruf Amin itu kemudian dirumuskan dan diputuskan menjadi sikap dan pandangan dari MUI. Pihaknya berharap pelaksanaan pemilu berjalan baik dan lancar. Karena itu, MUI sebagai organisasi harus mendukung secara aktif untuk menyukseskan dan menciptakan pemilu yang bebas, jujur, adil dan berakhlak. ”Agar kredibilitas MUI di tengah-tengah masyarakat tetap terjaga dan terpelihara maka seluruh personalia pimpinan MUI harus bisa menjaga netralitas organisasi,” katanya. Pengurus MUI, jelasnya, secara organisasi tidak boleh menyeret-nyeret MUI untuk mendukung salah satu calon. Tetapi ini tidaklah pula berarti bahwa pengurus MUI secara personal tidak boleh terlibat dalam dukung mendukung salah satu calon atau pasangan calon. ”Masing-masing anggota pimpinan dipersilakan saja untuk mendukung, memperjuangkan dan memilih salah satu calon atau paslon ygan disukai dan didukungnya tetapi jangan membawa-bawa nama organisasi MUI,” ucapnya. Anwar menuturkan, agar soliditas pimpinan MUI tetap terjaga dan terpelihara maka dalam memperjuangkan dan menyalurkan aspirasinya seluruh pengurus MUI menjaga ukhuwah islamiah dan atau persatuan dan kesatuan. ”MUI mengimbau kepada para anggota pimpinan dan kepada semua pihak untuk saling menghormati dan tidak saling jelek-menjelekkan antara satu dengan lainnya,” imbuhnya. “Tujuannya, agar jangan sampai pelaksanaan kontestasi yang diselenggarakan satu kali dalam lima tahun ini akan merusak hubungan persaudaraan,” sambungnya. MUI, tambah Anwar, juga meminta agar dalam pemilu ini persatuan dan kesatuan umat tetap dapat terjaga dan terpelihara. ”Seluruh personal pimpinan MUI harus bisa membangun dan mengembangkan sikap tawadu dan tarohum atau sikap saling mencintai dan saling menyayangi di kalangan umat dan warga bangsa dan menjauhkan sikap taghadhub dan tahasud atau saling marah dan saling membenci,” ujarnya. (cnn/rez/run)