METROPOLITAN - Partai So­lidaritas Indonesia (PSI) meng­gelar Kelas Solidaritas dengan melibatkan anak muda. Mereka membantah kegiatan ini semata memiliki tujuan politis. tapi upaya untuk memberdayakan anak muda. “Kami menggelar Kelas Solidaritas bukan untuk meraih suara, namun sebagai komitmen kami untuk memberdayakan anak muda dalam mengejar passion mereka,” kata Ketua DPP PSI Tsamara Amany. Jubir PSI Giring Ganesha men­gatakan, Kelas Solidaritas meru­pakan bukti kepedulian PSI ter­hadap tumbuh kembang po­tensi anak muda. “PSI paham betul tantangan anak muda saat ini. Inilah tugas PSI sebagai par­tai anak muda, kami berkewajiban untuk mempersiapkan mereka,” ungkap Giring Ganesha. Melalui program ini, PSI ingin menyediakan ruang bagi anak muda untuk terus berkreasi dan memaksimalkan potensi mereka di tengah persaingan era digital. PSI ingin mendorong dan me­macu anak muda untuk memi­liki berbagai keterampilan krea­tif di tengah semakin beragamnya profesi. “Tidak hanya itu, sebagai bentuk dukungan penuh PSI ke­pada anak muda, PSI juga mendo­rong pengakuan atas profesi baru dicantumkan dalam kolom KTP,” kata Giring. Sekretaris Bapilu DPP PSI Andi Saiful Haq menambahkan, kegiatan ini sejalan dengan pro­gram pemerintah yang sudah menggalakkan revolusi industri 4.0. Andi menyatakan, anak muda penting memiliki daya saing untuk menghadapi tan­tangan di era digital. Sebagai partai politik yang progresif, pihaknya ingin hadir sebagai partai yang selalu menyesuaikan diri di ekosistem industri 4.0. “Pemerintah sudah mencanang­kan revolusi industri 4.0, tidak akan berhasil jika partai poli­tiknya masih pentium 2 apala­gi DOS. Tidak akan compatible produk undang-undang yang dihasilkan partai politik yang tidak mengerti ekosistem 4.0,” kata Saiful. (tib/els)