METROPOLITAN - Keluarga Alumni Institut Pertanian Bogor (KamIPB) menggelar bedah buku tulisan Alberthiene Endah berjudul ’Sosok Jokowi Menuju Cahaya’ di Puri Bengawan, Kota Bogor, kemarin. Bedah buku dilakukan lantaran KamIPB menilai sosok Jokowi di mata warga Jawa Barat, termasuk Bogor, belum tersosialisasi secara pas dan tepat.
Dalam kegiatan tersebut, hadir para relawan dan alumni IPB serta alumni perguruan tinggi di Bogor Raya. Selain itu, bedah buku ini juga menghadirkan keynote Speaker Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang juga Alumni IPB Siti Nurbaya Bakar, penulis buku Alberthiene Endah, alumni IPB Iman Sugema, Budiman Sudjatmiko dan Ketua MUI Bogor KH Mustofa Abdullah bin Nuh. “Adanya banyak bukti tentang kecenderungan sebagian masyarakat Jawa Barat yang termakan informasi hoaks, ujaran kebencian dan fitnah yang tersebar di medsos terhadap sosok Jokowi menguatkan KamIPB terpanggil untuk mencari cara mengumpulkan informasi yang tepat, pas dan verifikatif tentang sosok Jokowi dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan,” kata Ketua KamIPB Titik Wijayanti. Menurutnya, kecenderungan kampanye hitam yang semakin menjadi di tahun politik ini menyatukan tekad dan langkah KamIPB untuk berbuat sesuatu. KamIPB menilai masyarakat belum bisa membedakan secara baik antara kampanye hitam dengan kampanye negatif. Kampanye hitam adalah kampanye yang tidak didikung fakta dan data sehingga lebih mengarah ke fitnah. Sementara kampanye negatif adalah kampenye yang diambil dari sisi negatif yang dimiliki sosok yang didukung fakta dan data. “Harapan KamIPB bedah buku sosok Jokowi ini dapat memberi pencerahan dan keinsafan baru bagi masyarakat Jabar khususnya Bogor untuk lebih mengenal sosok Jokowi. Lebih dari itu, kegiatan ini dapat mendorong masyarakat kembali ke jati diri asli yang mendahulukan keramahan, kesantunan dan keadaban dalam berinteraksi,” terangnya. Sementara itu, penulis buku ’Sosok Jokowi Menuju Cahaya’ Alberthiene Endah mengaku sangat senang berkesempatan mewawancarai Jokowi. Baginya, Jokowi memiliki nilai-nilai yang mengharukan dalam kehidupannya. Menurutnya, menulis buku tersebut harus menggunakan mata hatinya. Ia mengaku mulai menulis pada Mei sampai September 2018. Tidak ada kesulitan menulis buku ini, karena sebelumnya sudah pernah menulis tentang Jokowi. “Kemarin saya tinggal menggali apa yang terjadi akhir-akhir ini. Saya juga bisa ikut aktivitas Pak Jokowi selama menulis dan dapat disimpulkan Jokowi itu punya kesederhanaan, kejujuran dan kerja yang konkret,” tandasnya. (fin/b/els/run)