METROPOLITAN - Yusuf Mansur membenarkan komunikasi dirinya dengan TGB Zainul Majdi soal bagaimana dia mendukung Joko Widodo. Kendati begitu, dukungan tersebut justru dilarang Jokowi supaya konsentrasi mengembangkan ekonomi keumatan. ”Benar. Karena saya melihat dengan mata kepala sendiri. Karena sejak 2007 kan kami bersahabat sejak beliau masih di Solo lalu naik jadi wali kota. Selama ini tak ada hambatan, komunikasi tetap baik, good, oke,” kata Ustadz Yusuf Mansyur.
Konsisten dengan janjinya kepada Jokowi, Yusuf Mansyur pun mendorong agar pilpres jangan sampai jadi ajang saling menjatuhkan. Sebagai contoh, ia meminta para pendukung Jokowi maupun Prabowo untuk berbicara dengan bahasa yang baik. ”Contoh, misalkan hari-hari terakhir ini banyak yang mengangkat ibu yang satu, lalu merendahkan ibu yang lain. Kan tak boleh. Tak baik. Harus tetap meninggikan semua ibu,” kata Yusuf Mansyur. ”Jangan menjelekkan siapa pun, jangan merendahkan siapa pun. Itu saya mengingatkan,” katanya. Ia mengaku berteman dengan Sandiaga Uno, sebagai orang yang pertama kali memimpin upacara bendera di Pesantren Darul Quran yang diasuhnya. Hal itu terjadi pada 2008. Di sisi lain, Yusuf Mansyur juga berani bersaksi soal bagaimana keluarga Jokowi dan kebaikannya. Khususnya Iriana, istri Jokowi, yang kini adalah ibu negara. ”Saya kira kebaikan ini harus diketahui Indonesia,” imbuhnya. Ditanya apakah dirinya pernah diajak TKN Jokowi-Ma’ruf mendukung paslon 01, Yusuf Mansyur mengaku tak ada ajakan itu. Karena itulah ia kembali konsisten menyampaikan bahwa semua warga Indonesia adalah bersaudara dan bersahabat. ”Ayo semua positif, adem, jangan sampai jadi bagian dari masalah,” pintanya. ”So far saya adalah pendakwah, so far saya adalah ustadz. Saya ingin tunjukkan bagaimana kita harus bersikap,” pungkasnya. (bs/els/run)