METROPOLITAN - Lembaga survei Charta Politika merilis hasil survei terbaru terkait pilpres 2019. Hasilnya menunjukkan Joko WidodoMa’ruf Amin unggul atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Selisih keduanya terpaut 18,2 persen. DIREKTUR Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, pada pengujian tingkat elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin dipilih oleh 53,6 persen, mengungguli Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 35,4 persen. Survei itu dilaksanakan pada 1-9 Maret 2019, dengan wawancara tatap muka pada 2.000 responden di 34 provinsi. Survei itu menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error 2,19 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Dalam survei terbaru itu, Charta Politika mencatat ada 11 persen responden yang tidak tahu atau tidak menjawab pertanyaan tentang siapa pasangan capres-cawapres yang dipilih. Charta Politika juga mencatat kedua pasangan capres-cawapres mengalami kenaikan suara dibandingkan survei sebelumnya. Dalam survei yang dilakukan pada Januari, Jokowi-Ma’ruf memperoleh suara 53,2 persen dan Prabowo-Sandi sebesar 34,1 persen. Selain itu jika dilakukan ekstrapolasi, pasangan Jokowi-Ma’ruf tetap unggul. Ekstrapolasi elektabilitas Jokowi-Ma’ruf mencapai 60 persen. Menanggapi survei tersebut, Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin merasa bersyukur. Meski demikian, TKN menargetkan meraih suara hingga 70 persen. ”Kami bersyukur. Alhamdulillah atas keunggulan Pak Jokowi dalam survei ini. Tentu saja hasil survei ini membuat kami tidak puas karena target kami menang mutlak. Setidak-tidaknya mampu mencapai 70 persen,” kata Wakil Sekretaris TKN Ahmad Rofiq. Rofiq mengaku pihaknya akan memaksimalkan upaya pemenangan. Para kader partai koalisi pendukung Jokowi-Ma’ruf disebutnya akan terus berusaha melipatgandakan dukungan dari masyarakat dengan sosialisasi 3 ’kartu sakti’ Jokowi. ”Akan banyak hal yang terjadi di masyarakat. Setelah Pak Jokowi menyampaikan akan melawan fitnah, melawan hoaks, melawan ketidakbenaran. Ini akan membuat rakyat berbalik memberikan dukungan penuh. Rakyat akhirnya tahu kalau Pak Jokowi selama ini dikuyo-kuyo (dizalimi, red) oleh pihak sebelah,” jelas politikus Partai Perindo itu. (dtk/els/run)